Ratusan Warga Kota Serang Gelar Sholat Gerhana

0
605

Serang,FESBUK BANTEN News (4/4/2015)  – Meski bulan tidak bisa terlihat karena gerimis dan langit tertutup awan,ratusan muslim yang berasal dari sejumlah daerah di Kota Serang melakukan sholat gerhana bulan di Masjid Al Manar ,kota Serang,Sabtu (4/4/2015) pukul 19,15 WIB.

Jamaah sedang mendengarkan ceramah usai melaksanakan sholat gerhana.(LLJ)
Jamaah sedang mendengarkan ceramah usai melaksanakan sholat gerhana.(LLJ)

Sebelum melaksanakan sholat gerhana,terlebih dahulu para jamaah melakukan takbir dan tahmid layaknya lebaran idhul fitri ataupun idhul adha,dan sesudah sholat melakukan sodaqoh dilanjutkan ceramah.

Pantauan FBn,masjid yang terletak di alan Raya Banten Nomor 52, Lingkungan Kebaharan RT01/RW 08, Kelurahan Lopang, Kecamatan Serang,nampak tak mampu menampung warga dari  dalam dan luar kota Serang,baik dewasa,remaja maupun anak-anak.Sehingga terpaksa sebagian jamaah yang datang terkahir melaksanakan sholat di teras samping kiri dan kanan.

Usai acara sholat gerhana,Ketua Persatuan Islam (Persis) Serang H. Hariri Karim, yang menjadi imam sholat gerhana sekaligus khotib, mengatakan bahwa meski bulan tertutup awan, tetapi bisa dipastikan bahwa malam ini gerhana bulan memang terjadi dan dapat dilihat oleh masyarakat Banten. Jika saja cuaca cerah, maka sebetulnya gerhana bisa dilihat. “Terjadinya gerhana bisa dihitung dan diprediksi. Persis setiap tahun Persis melakukan itu,” katanya.

Ia juga mengatakan, sholat sunah gerhana diperintahkan oleh Rosulullah SAW. Dalam hadits, Rosulullah berkata bahwa matahari dan bulan adalah dua tanda dari sekian banyak tanda kekuasaan Allah.

“Apabila kalian melihat keduanya, maka sholatlah, bersodakohlah, bertakbir, dan bertasbih. Sholat sunah gerhana berbeda dengan sunat pada umumnya karena satu rakaat dua kali ruku dan sujud. Bacaannya juga panjang dan diakhiri dengan khutbah,” ujarnya.
Terkait kepercayaan masyarakat apabila terjadi  gerhana akan ada musibah,Hariri  menegaskan bahwa gerhana bukanlah musibah seperti yang berkembang di masyarakat selama ini. Gerhana hanya gejala alam yang pasti terjadi.

“Kalau ada yang bilang saat gerhana yang hamil harus masuk ke kolong, itu salah. Itu kemusyrikan. Mereka tidak tahu karena diajarkan turun temurun sehingga pendekatan yang dipakai adalah primbon, bukan sholat,” katanya.

Sementara itu,Mahyudi HS, warga Lingkungan Kebaharan, RT 03 RW8, mengaku selalu ikut setiap kali sholat gerhana dilakukan di Masjid Al Manar. Ia menyatakan melakukan itu karena ingin menjalankan perintah Rosulullah. “Pas ada gerhana matahari juga pernah sholat sunah gerhana siang,” ujarnya.(LLJ).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here