Puluhan Penyandang Disabilitas di Banten Dapatkan Kaki dan Tangan Palsu

0
490

Serang,fesbukbantennews (15/6/2015) – Puluhan penyandang disabilitas menerima bantuan kaki dan tangan palsu untuk membatu aktifitas sehari-harinya.

Plt Gubernur Banten memasangkan kaki Palsu ke Johan warga Saketi, Pandeglang.
Plt Gubernur Banten memasangkan kaki Palsu ke Johan warga Saketi, Pandeglang.

“Pengen sekolah lagi, tapi malu. Seneng banget. Kaya gini semenjak lahir,” kata salah satu penerima bantuan kaki palsu, Enen Suparti (16), yang merupakan warga Mandalawangi, Kabupaten Pandeglang ini, Senin (15/06/2015).

Pemberian bantuan kaki dan tangan palsu bagi penyandang disabilitas ini bertepatan dengan peringatan Hari Lansia yang di adakan oleh Pemprov Banten.

“Total ada 60 bantuan kaki dan tangan palsu,” kata Plt Gubernur Banten, Rano Karno, Senin (15/06/2015).

Dalam acara ini pun, Si Doel memberikan bantuan kepada 2.350 dari 26.873 lansia tak mampu di tanah jawara yang dana nya di ambil dari APBN untuk 1000 lansia, dan APBD Banten untuk 1000 lansia.

Bantuan tersebut berupa dana usaha produktif sebesar Rp 1,5 juta per orang selama satu tahun dan bantuan dana pribadi sebesa Rp 200 ribu per orangnya.

“Ke depan, bisa kita manfaatkan CSR (Coorporate Social Responsibility). Kita akan atur regulasinya. Karena, kita (Banten) ini kan wilayah industri, baru kabaupaten dan kota yang banyak industrinya yang memanfaatkan CSR. Tapi kan persoalannya ada kabupaten dan kota yang tidak ada industri, kaya Kabupaten Lebak dan Kabupaten Pandeglang. Kalau di kelola provinsi kan semua bisa merata,” tegasnya.
Sementara Kepala Dinas Sosial Banten Nandy Mulya mengungkapkan, pihaknya sebagai leading sector perlindungan dan pemberdayaan lanjut usia senantiasa mendorong terwujudnya kesadaran para lanjut usia, keluarga dan masyarakat akan arti pentingnya suasana lanjut usia bahagia dan terpenuhinya hak-hak para lanjut usia, meningkatnya kesejahteraan dan memanfaatkan kapasitasnya sesuai potensinya.

 

“Masih banyak masyarakat melihat lanjut usia sebagai momok yang membebani keluarga atau masyarakat, padahal sepatutnya, sebagai bangsa yang menghargai nilai-nilai sosial masyarakat tentu harus selalu meneladani dan menghargai keberadaan lanjut usia. Karena lanjut usia bisa menjadi pemersatu bangsa dan menjadi motivasi untuk generasi muda,” jelas nandy.

 

Nandy menegaskan bahwa komitemen Pemprov Banten terhadap warganya tercermin dari pemberian bantuan untuk 2.440 lansia Banten sebesar Rp. 1,5 juta per-orang serta rekruitment dan pemberian insentif kepada para pendamping lansia sebanyak 125 orang.

 

Kemudian pemprov juga mempunyai program Asistensi Sosial Lanjut Usia (ASLUT) yang dengan program ini diberikan jaminan sosial terhadap lansia melalui transfer melalui PT. Pos Indonesia  kepada 1.250 orang lansia terlantar, dan diberikan setiap bulan sebesar Rp. 200 ribu.

 

Selain memberikan bantuan sosial kepada lansia, Pemprov Banten juga memberikan bantuan kaki dan tangan palsu gratis kepada puluhan penyandang disabilitas di Banten. Sebanyak 60 penyandang disabilitas menerima bantuan kaki dan tangan palsu untuk membatu aktifitas sehari-harinya.

 

“Pemberian simbolis hanya kepada empat orang, tetapi total ada 60 bantuan kaki dan tangan palsu selama tahun 2015 ini, ” kata nandy.

 

Dikatakannya, pemberian bantuan tersebut secara berangsur karena harus disesuaikan antara alat bantu (kaki dan tangan palsu) dengan kondisi masyarakat penyandang cacat. “Yang hari ini saja, kita bulak balik menyesuaikan kaki palsu dengan kondisi penyandang, dirasa tidak nyaman, kita kembali ke pengrajin kaki palsu tersebut untuk kembali disesuaikan,” ujar Nandy.

 

Nandy menambahkan, pihanya akan mengupayakan agar jumlah bantuannya terus bertambah sehingga banyak masyarakat penyadang cacat lainnya bisa mendapatkan bantuan.(LLJ)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here