Polisi Ungkap Hasil Interogasi Kasus Beer Party di Cikande

0
213

Serang,fesbukbantennews.com (7/4/2017) – Kasus dugaan penistaan agama yang menyeret  panitia penyelenggara beer party, Muhaimin ((21) bin mendiang Muslih warga Kampung kaman Pasir, Desa Cikande, Kecamatan Cikande,Kabupaten Serang diungkap Kepolisian Sektor Cikande. Berdasarkan hasil interogasi, pihak kepolisian  tidak menemukan unsur kesengajaan dari  Muhaimin yang menuliskan kata di suport by Allah SWT dalam pamplet acara beer party.

Pengungkapan hasil interogasi kasus beer party di aula kecamatan Cikande. (Rup)

“Kita sepakat kasus dugaan penistaan agama akan dibuat terang. Dari hasil pemeriksaan, Muhaimin penanggungjawab acara, serta yang membuat pamplet tulisan suport by Allah SWT dan memasang di kedai Soup Duren Indah,” kata Kapolsek Cikande Kompol Hasan Khan di aula kantor Kecamatan Cikande, Rabu (5/4).

Selain Muhaimin, pihaknya juga menginterogasi pemilik kedai sop duren indah dan studio musik, pemilik percetakan Rizal Putra di  Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, serta group band lokal yang sudah mendaftar ikut acara beer party.  Kalau dari keterangan Muhaimin penulisan beer bukanlah bir tetapi berpesta bersama.

“Kami belum menemukan unsur kesengajaan niatan menjelek-jelekan agama tertentu. Kami belum menemukan, untuk itulah saya mohon hari ini (kemarin) kita mencari jalan terbaik kalau bisa bersama-sama mengajarkan kepada generasi muda agar menjadi lebih baik dan dari hasil pemeriksaan tidak ada satu botol bir pun yang disedikan panitia,” katanya.

Pamflet Party Beer yang hebohkan warga Cikande,Serang,Banten.

Muhaimin, Panitia penyelenggara beer party menyatakan, permohonan maaf kepada umat Islam.”Saya selaku panitia tidak menyadari ini kebodohan saya, maksud dan tujuan saya mengumpulkan anak band Cikande tidak ada maksud negatif. Maksud soal Allah SWT tidak bermaksud melecehkan atau menghina agama yang saya anut sendiri, tidak menyamakan dengan suport-suport yang lain,” katanya.

Lebih lanjut Muhaimin mengatakan, kalau dirinya memohon maaf kepada seluruh umat Muslim, khususnya kepada warga Cikande dan umumnya di seluruh Indonesia dan di Dunia.

“Saya benar tidak melaksanakan pesta bir maupun menghina Allah SWT. Sekali lagi saya mohon maaf kepada seluruh umat Islam atas kelalain dan kebodohan saya,” katanya.

Ketua DPC Front Pembela Islam (FPI) Cikande Ustadz Ahmad Khotib menuturkan, setelah  ikut menyimak dan mendengar keterangan dari Muhaimin dirinya memahami kalau kasus ini karena ketidaktahuan bahasa.”Intinya ini adalah ketidaktahuan bahasa dan pada prinsipnya kami sudah paham. Insyaallah kami memahami tapi kami perlu bukti laporan hasil pemeriksaan sebagai pertanggungjawaban kepada FPI,” katanya.

Ketua KNPI Cikande Ahyarudin mengaku, terpukul atas kejadian kasus dugaan penistaan agama.”Pemuda ini mestinya menjadi tanggungjawab saya, pemuda yang memiliki keinginan berkreasi dan kreatif namun tidak terkaper mungkin karena komunikasi saya kurang namun sedikit disayangkan mungkin kurangnya binaan membuat resah umat muslim, bahasa ditulis oleh sodara Muhaimin,”katanya.

KNPI mengajak, kepada tokoh masyarakat dan agama, unsur Muspika turut serta melakukan pengawasan kegiatan pemuda.

“Kegiatan pemuda ini salah satu yang tidak terkaper oleh kita.Artinya tidak ada koordinasi maupun melaporkan sebelum kegiatan dilaksanakan,” katanya.(rup/LLJ)