Pekan ini, Forum MGMP Gelar Workshop Ngajarkeun Basa Sunda di Banten

0
319

Serang,fesbukbantennews.com (24/1/2017) – Forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Sunda Provinsi Banten bakal menggelar workshop pengajaran Bahasa Sunda. Yang akan laksanakan Sabtu (28/1/2017) di Pendopo Kabupaten Pandeglang.

Ilustrasi.(google)

 

 

Workshop yang dinamai “Ngajarkeun Basa Sunda di Provinsi Banten” tersebut merupakan agenda swadaya hasil kerja bareng dengan Grup Kilinik Basa. Adapun materi yang akan menjadi bahan diskusi diantaranya terkait seberapa jauh posisi pelajaran Mulok Bahasa Sunda di Kurikulum 2013; bagaimana mengembangkan Bahasa Sunda di Provinsi Banten dan bagaimana cara mengajarkan Bahasa Sunda yang menyenangkan.

 

 

Menurut Panitia Pelaksana sekaligus Pengajar Bahasa Sunda, Wildan Fisabililhaq, topik-topik itulah yang menjadi titik pemikiran para pemerhati dan praktisi. “MGMP Basa Sunda Banten adalah praktisi bahasa, wadah pembelajaran bagi guru-guru Bahasa Sunda untuk mengembangkan karir dan potensinya mengembangkan Bahasa Sunda di sekolah khususnya di Banten,” tuturnya, Senin (23/1/2017).

 

 

Ia menambahkan Grup Kilinik Basa dicetuskan oleh Drs. H. Taufik Faturrohman, yang tahun 2016 telah dinobatkan sebagai pemenang “Anugerah Tokoh Pelestari Bahasa Daerah” Kemendikbud. Semua kegiatan dilakukan di dunia maya melalui media sosial antara pengajar Bahasa Sunda dan praktisi yang bersinggungan dengan Bahasa Sunda.

 

 

“Kegiatan ini bagian dari produknya adalah tatap atau kopi darat yang produktif menyelenggarakan berbagai Workshop di berbagai daerah, yang kali ini diselenggarakan di Banten,” imbuhnya.

 

 

Wildan menambahkan, kegiatan ini dianggap penting karena mengajarkan Basa Sunda di Banten karena dapat mengokohkan identitas budaya di masyarakat.

 

 

“Perkembangan teknologi terus menggerus Bahasa Sunda yang menjadi simbol orang Sunda baik di Banten atau Jawa Barat jangan sampai terlupakan dan harus tetap dijadikan sebagai Bahasa Ibu daerahnya masing-masing,” tandasnya.

 

 

Sekadar informasi, UNESCO pada tahun 1999 mengesahkan setiap tanggal 21 Februari diperingati Hari Ibu Internasional. Meski organisasi dunia tersebut sudah menggagas supaya Bahasa Daerah tetap terjaga tapi tidak semua daerah memiliki kepedulian yang sama terhadap perkembangan Bahasa dan sampai saat ini Pemerintah Banten pun belum mengesahkan  rancangan peraturan budaya termasuk bahasa di dalamnya yang memerhatikan tumbuh kembangnya bahasa-bahasa daerah di Banten.

 

 

“Dengan kegiatan inilah kita dorong pemerintah, praktisi dan pemerhati bahasa khususnya bahasa daerah Banten bisa mengaktualisikan dan bekerjasama untuk mengembangkan bahasa daerah kita. Ada pepatah mengatakan bbasa téh cicirén bangsa’

 

 

“Hilang Bahasanya hilang juga budayanya’, semoga Bahasa Sunda Banten tidak menjadi Bahasa yang hilang agar  Budaya Banten terus berkembang,” harapnya.

 

Basa Sunda urang ,teu ku urang deuk ku saha, teu kiwari deuk iraha deui.

 

#basasunda.(LLJ).