Pabrik Tak Miliki Amdal, Rumah Warga Jawilan Terendam Banjir

0
477

Serang,fesbukbantennews.com (4/3/2016) – Curah hujan yang tinggi terjadi di sekitar Kecamatan Jawilan dalam kurun waktu satu minggu ini mengakibatkan banyak wilayah tergenang air terutama yang terjadi di Kp. Kawoyang Rt/w 01/01 Desa Cempeang Kec Jawilan Serang-Banten, banjir yang terjadi di wilayah tersebut bukan Karena faktor Sungai atau meluapnya aliran sungai melainkan karena wilayah tersebut terdapat suatu perusahaan yang memang tidak menyediakan sistem drainase untuk aliran air.

Rumah warga Jawilan yang terendam banjir akibat pabrik tak miliki amdal.
Rumah warga Jawilan yang terendam banjir akibat pabrik tak miliki amdal.

Maka dari itu terjadi satu potret yang tidak ada bentuk kemanusiaan bagi lingkungan sekitar, banjir yang terjadi di wilayah tersebut telah menggenangi satu rumah penduduk dengan ketinggian sampai paha kaki dewasa atau 1 Meter, dimana letak rumah di kelilingi oleh tembok perusahaan yang letaknya lebih tinggi dari pada rumah tersebut, sehingga air menggenangi rumah yang letaknya dibawah.

“Semenjak 3 tahun berdirinya perusahaan ini rumah saya kebanjiran tiap datangnya musim hujan, yang saya harapkan pihak perusahaan menyediakan gorong-gorong untuk saluran air agar tidak mengakibatkan banjir di rumah saya” ucap Iwan, pemilik rumah yang terendam, Jumat (4/3/2016).

Banjir tersebut sudah terjadi sejak kamis (25/2/2016) sampai saat ini belum ada bantuan kepada korban dari pihak perusahaan terkait dan pemerintah. Sebelum berdirinya perusahaan tersebut beliu sudah menempati rumah selama 5 tahun dan itu belum pernah terjadi banjir, hanya pada saat berdirinya perusahaan tersebut sudah mengalami yang ke 3 kalinya rumahnya kebanjiran. Sudah seharusnya perusahaan memperhatikan lingkungan sekitar khusunya rumah pak Iwan agar tidak kebanjiran kembali pada saat musim penghujan datang.

Korban yang terdiri satu keluarga tersebut memiliki 3 anak yang masih kecil yang paling besar berusia 5 tahun dan sekarang istrinya sedang mengandung 5 bulan, tentu pada musim seperti ini rawan akan penyakit bagi si korban yang tinggal di tenda ditambah dengan curah hujan yang tiap hari mengguyur wilayah tersebut.

Jika mengacu pada pendirian perusahaan tentu hal ini sudah melanggar Amdal (Analisa Dampak Lingkungan) yang memberikan dampak negative pada

lingkungan sekitar. Selama berdirinya perusahaan tersebut seharusnya pihak Pemerintah sudah bertindak dari pertama kali banjir ini terjadi. Namun fakta yang terjadi dilapangan pihak pemerintah seperti tidak peduli akan masyarakatnya yang terkena dampak.
“kami selaku mahasiswa dan Pemuda Jawilan melihat secara langsung bukti ketidakpedulian Perusahaan dan Pemerintah akan korban yang sampai saat ini belum mendapatkan bentuk perhatian dan bantuan kepada korban” tegas  mereka.

Dengan rasa empati dari para Mahasiswa dan Pemuda Jawilan berusaha menggalang dana untuk meringankan beban korban banjir, dan mengajak kepada seluruh elemen lapisan masyarakat untuk peduli terhadap sesama. (LLJ)

Kiriman HIMAJA, Himpunan Mahasiswa dan Pemuda Jawilan.