Negara Hanya Mengutamakan Kepentingan Pemodal

0
360

Serang,fesbukbantennews.com (25/3/2016) – Peran serta negara saat ini sudah diperkecil, negara hanya mementingkan kepentingan pemodal, sehingga perjuangan kelas pekerja memang harus di lakukan dengan terorganisir.

Diskusi LMND.
Diskusi LMND.

Demikian terungkap dalam diskusi publik, dengan tema “Persatuan Rakyat Banten Untuk Hak Dasar warga Negara” di Gedung Pasca Sarjana Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Yang diselenggarakan oleh mahasiswa yang terhimpun dalam Lembaga Semi Otonom Pendidikan Kewarganegaraan (LSO-PKN) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, bekerja sama dengan Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND), Kamis (24/3/2016).

Agenda diskusi publik yang diselenggarakan oleh LSO PKN tersebut dihadiri oleh multisektoral rakyat yaitu Martani dari Federasi Serikat Buruh Karya Utama (FSBKU), Sohari dari Federasi Serikat Pergerakan Buruh Indonesia (FSPBI), Bannie Argo Putra dari Dewan Kesehatan Rakyat (DKR), Neneng dari Federasi Serikat Pendidik dan Tenaga Kependidikan (FSPTK), dan Raden Deden Fajarullah dari Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) sebagai pembicara dalam acara tersebut.

“bahwa perjuangan buruh saat ini melawan segala bentuk regulasi yang tidak pro terhadap pekerja, artiannya bahwa kondisi saat ini menjelaskan bahwa negara hanya mementingkan kepentingan modal, ” kata perwakilan FSBKU,Martani, saat menyampaikan materi.

Dalam kesempatan tersebut, Koordinator LSO-PKN, Rio Anugrah Ramadhan mengungkapkan, acara ini merupakan salah satu cara pengembangan mahasiswa terkait peran mahasiswa sebagai pelopor dalam bidang akademik.

“sehingga mahasiswa dapat mengabdikan diri nya dan menyatukan diri nya dengan massa rakyat, karena pembelajaran ataupun teori yang di pelajari oleh Mahasiswa PKN berbicara soal keadaan politik, sosial, serta perkembangannya, ” kata Rio.

Rio juga menjelaskan, acara ini dapat menjadi momentum pengembangan pola berfikir mahasiswa terkait dengan teori akademik yang di pelajari, dan keadaan objektif di masyarakat.

“serta acara ini pun menjadi jembatan tercipta nya persatuan multi sektoral dalam menghadapi permasalahan secara bersama sekaligus memahami kesamaan permasalahan yang di hadapi di tiap- tiap sektoral rakyat,” ujar Rio.

Sementara, perwakilan dari FSPBI, Sohari mengungkapkan, secara histori bahwa terbentuk nya bangsa Indonesia tidak terlepas dengan sejarah perburuhan.

“Karena sama-sama kita ketahui pada masa kolonial Belanda perjuangan kelas pekerja untuk merebut hak nya sebagai manusia, memang sangat berpengaruh besar terhadap kehidupan Indonesia pada saat itu. Di mulai dari buruh-buruh yang berhimpun dan membuat serikat pekerja menyepakati bahwa keadaan saat itu buruh ditindak, buruh di eksploitasi,” kata Sohari.

Sohaari juga menjelaskan, peran serta tindakan buruh dalam melakukan nasionalisasi aset pada saat orde lama merupakan bukti nyata bahwa kelas pekerja mampu memperjuangkan hak nya.

“dan kondisi saat ini menjelaskan bahwa buruh di tindas kembali, buruh di eksploitasi kembali, dengan sebuah sistem yang memang bertujuan untuk melipat gandakan keuntungan, lanjutnya, ” jelasnya.
Hasil dari diskusi publik tersebut menyepakati bahwa buruh, tani, mahasiswa, dan kaum miskin kota mempunyai kesamaan yaitu kesamaan kondisi tertindas dan kedudukan manusia di dalam pemerintahan pun sama, selain itu persatuan multisektoral merupakan keharusan yang harus di lakukan dalam perjuangan-perjuangan dan pergerakan multisektoral untuk sama-sama merebut hak dasar warga negara yang tidak di berikan oleh negara.(LLJ)

Pengirim: Rio Anugrah