Murid MI Mathla’ul Anwar di Tirtayasa Cemas, Atap Kelasnya Rusak

0
198

Serang, fesbukbantennews.com (5/8/2017) – Disaat para pengurus melaksanakan Rapat Kerja Wilayah II Pengurus Wilayah Mathla’ul Anwar Provinsi Banten di Hotel Le Dian, Kota Serang, Murid Madrasah Ibtidaiyah (MI) Mathlaul Anwar di Desa Susukan Sampang, Kecamatan Tirtayasa,Kabupaten merasa cemas dengan kondisi kelas  yang rusak.

Ruang kelas MI Mathlaul Anwar Susukan, Tirtayasa,Kabupaten Serang.

Madrasah Ibtidaiyah (MI) Mathlaul Anwar di Desa Susukan Sampang, Kecamatan Tirtayasa alami kerusakan pada plafon, bangku, meja, jendela, lemari dan atap yang kerap bocor bila musim penghujan. Demi merenovasi beberapa ruang kelas, sekolah ini harus berhutang hingga 20 juta.

Beberapa kelas seperti kelas 3,4 dan 5 alami kebocoran dan banjir di ruang kelas bila sedang musim hujan sehingga siswa-siswa terpaksa harus belajar dengan kondisi sekolah yang rusak itu. Beberapa jendela pun mulai lapuk dan keropos termasuk pintu sekolah.

“Kami sudah berinisiatif memperbaiki atap yang bocor dengan merenovasi seadanya saat libur sekitar bulan juni. Demi anak didik, sekolah kami terpaksa meminjam uang untuk membeli beberapa material seperti asbes, kayu, paku, kaso dan material lainnya. Uang yang kami pinjam sejumlah 20 juta rupiah,” ungkap Kepala Sekolah MI Mathlaul Anwar, Marlinah, Jumat (4/8).

Ia mengatakan dana pinjaman itu harus dibayar Agustus mendatang, bila tak terpenuhi, dermawan yang mau meminjamkan uang terpaksa tidak lagi percaya memberikan pinjaman.

“Kalau nggak dibenerin, kasihan anak didik kami sudah mulai tahun ajaran baru. Bahkan ada siswa yang bilang, Bu mau diingkat ya. Boro-boro ditingkat, ngebenerin atap yang pada bocor juga belum kesampean semuanya,” terangnya.

Inisiatif pembangunan merenovasi sekolah, kata dia, hasil swadaya dari guru-guru yang menyisihkan honor mengajarnya. Selain itu, para orang tua pun memberikan sumbangan berupa 100.000 rupiah.

“Terkumpul 50 wali murid cuma dapet 5 juga. Sisanya kami pinjam. Keinginannya mah pengen sekolah ini bisa layak. Bangku-bangku mudah rusak karena anak-anak disini memang aktif, jadi begitulah namanya anak-anak,” paparnya.

Sekolah yang berdiri sejak 1971 ini, terdapat RA, MI dan MTs mengalami kerusakan di beberapa lokal kelas sejak dua tahun lalu. Sekolah RA kekurangan kelas sehingga terpaksa harus dicampur dua kelas.

“Saya harap sih sekolah ini lebih baik, sederhana tapi indah biar anak-anak belajar makin semangat,” pungkasnya.(LLJ)

 

Kiriman dulur FBn: Anton Sutompul