Miris, di Kota Serang Sekolah Dasar Negeri Dibiarkan Rusak

0
166

Serang,fesbukbantennews.com (25/8/2016) – Gedung SDN 9 Kota Serang, Kelurahan Lopang, Kecamatan Serang, Kota Serang, dibiarkan rusak parah dari dua tahun lalu. Sudah lama Pihak sekolah meminta bantuan kepada pemerintah Kota Serang, namun belum ada tanggapan, dan terkesan diacuhkan.

Kepala SDN 9 Kota Serang memperlihatkan ruang kelas yang rusak dan jadi sarang kelelawar.(iman)
Kepala SDN 9 Kota Serang memperlihatkan ruang kelas yang rusak dan jadi sarang kelelawar.(iman)

Bahkan, salah satu ruangan di biarkan jadi sarang kekelawar dikarnakan atap plafon dibiarkan ambruk, sedangkan dua kelas lainnya masih digunakan para siswa untuk belajar, meski atap palfon di ganjal menggunakan kayu untuk menahan atap plafon yang hendak ambruk.

Salah satu siswa kelas VI Ikbal mengatakan, jika dirinya takut di saat belajar atapnya ambruk sewaktu- waktu. Selain itu ketika hujan datang, kelas kerap bocor dan membasahi para siswa yang sedang belajar.

“Saya takut kalo nanti ambruk, jadi belajarnya tidak fokus. Saya harap sekolah saya bisa diperbaiki secepatnya. Karna pas hujan sering bocor dan banjir kelasnya,” kata Ikbal, Kamis (25/08/2016).

Sementara kepala sekolah SDN 9 Kota Serang, Wawan mengatakan jika lokasi yang roboh atapnya berada di bangunan samping ruangan guru. Bangunan tersebut merupakan ruang kelas IV yang sudah lama dibiarkan ambruk. ”Untung, anak-anak sudah pulang semua. Saya tidak bisa membayangkan kalau anak-anak masih di kelas, dan bagunan tersebut sudah dua tahun lebih belum mendapatkan perhatian pemerintah,” katanya.

Kondisi yang dialami sekolahnya, menurut Wawan, sangat menjadi ironi di negara yang sudah hampir 71 tahun merdeka ini. ”Kota Serang itu bukan daerah antah-berantah. Masih di Pulau Jawa. Juga dekat dengan Jakarta. Apa lagi Kota Serang adalah Ibu kotanya Provinsi Banten. Tetapi, nyatanya ada sekolah reyot dan akhirnya roboh,” katanya.

Selain itu Wawan mengaku sudah lama menjabat kepala SDN 9 Kota. Selama ini pihaknya sudah mengajukan permohonan dana rehabilitasi ruang kelas rusak. Tetapi, Pemerintah Kota Serang tidak kunjung menyetujuinya. Alasannya, masih banyak sekolah lain yang membutuhkan anggaran rehab.

Akibat ambruknya ruang kelas IV, SDN 9 Kota Serang, lanjut Wawan jika ruang kelas yang ambruk itu sudah lama rusak. Bahkan sebenarnya sudah tidak layak pakai. Plafonnya jebol, lantai dan dindingnya retak-retak, diperparah dengan jendela yang tidak dilapisi kaca, hanya dihalangi menggunakan kayu.

”Setelah ruang kelas IV itu roboh dan tidak bisa dipakai, kegiatan belajar-mengajar terpaksa kami gabung,” katanya.

Memang, model pembelajaran dua rombongan belajar (rombel) dalam satu kelas itu sangat tidak efektif. Misalnya, ketika kelas yang satu belajar bernyanyi, kelas satunya belajar matematika. Tentu konsentrasi anak-anak jadi terganggu.

Wawan sempat mengusulkan pembelajaran menggunakan dua sif, pagi dan siang. Namun, usul itu ditolak para orang tua siswa. Alasannya, hampir semua siswa bila sore harus belajar mengaji di TPA (taman pendidikan Alquran). (iman/LLJ)