Miris, 34 Tahun SDN Kalitimbang 1 Cilegon Numpang di Sekolah Rusak

0
308

Cilegon,fesbukbantennews.com (2/5/2016)  – Semangat Pemkot Cilegon untuk membuat Cilegon sebagai kota cerdas tampaknya tidak senyatanya terjadi dengan sekolah yang ada di Lingkungan Kerotek, Kelurahan kalitimbang ini. Dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, SDN kalitimbang 1 sampai saat ini masih menumpang atau bergantung dengan lahan milik dari Madrasah Diniyah Takmiliyah Al Jauharotunnaqiyah, Lingkungan Kerotek, Kelurahan Kalitimbang, Kecamatan Cibeber, Cilegon.

Kondisi Ruang SDN Kalitimbang 1 Cibeber, Cilegon memprihatinkan.(randi)
Kondisi Ruang SDN Kalitimbang 1 Cibeber, Cilegon memprihatinkan.(randi)

Tak hanya menumpang, siswa yang ada di balik sekolah merasa khawatir dengan kondisi keadaan ruang kelas yang kian memburuk dikala plafon kelas yang tidak layak menimpa saat mereka mengadakan kegiatan belajar mengajar.

Dari pantauan yang ada di lapangan, sekolah ini telah tercatat menumpang dengan madrasah selama 34 tahun sejak tahun 1982. Kondisi kelas-kelas di sekolah itu dalam kondisi sangat buruk. Diantaranya, Ruang Kelas yang idealnya dapat mengisi sebanyak 20 buah meja, di rata-rata jumlah meja di SDN itu hanya terisi meja sekira 8 buah meja. Jendela di beberapa kelas pun sudah tidak lagi utuh dan berlubang. Kondisi bangku yang ada juga sudah memprihatinkan. Ditambah lagi di ruang kelas 3, kondisi plafon sudah memburuk dan dalam keadaan bolong. Tembok sekolah tampak terlihat ditambal dengan semen seadanya untuk menutupi lubang-lubang yang ada. beberapa kelas juga tidak sama sekali terdapat daun pintu yang utuh.

Tak itu saja, yang lebih parah lagi, plafon tepat di ruang siswa kelas 1 yang kebanyakan berusia 7 tahun itu bolong tanpa sehelai palafon dimana hal itu membuat rasa kwatir bilamana terjadi suatu musibah gempa, genteng secara langsung dapat menimpa kepala mereka saat kegiatan belajar berlangsung.

Salah satu siswa kelas 1, Ridho mengatakan, dirinya sangat khawatir bilamana sesuatu hal seperti musibah gempa terjadi menimpa sekolahnya. Karena kondisi atap sekolah mengancam dirinya dan rekan-rekan lainnya bila tiba-tiba runtuh.

“plafonnya ngga ada, takut saja kalau ada gempa, terus nimpa kita,” ungkapnya dengan nada polos.

Hal yang sama juga disampaikan oleh siswa lainnya, Umar, siswa kelas 1. Ia mengatakan, dengan kondisi seperti itu, secara tidak langsung membuat kegiatan belajar mengajar menjadi tidak nyaman dan mengancam keselamtan mereka bila terjadi hal tidak diinginkan. “iya, takut celaka kalau gentengnya jatuh diatas kepala kita,” Terangnya.

Sementara itu, kekhawatiran itu juga terlontar dari salah seorang guru kelas VI, Achmad Jenudin yang setiap harinya mengajar di SDN itu. Ahmad menuturkan, Kondisi menumpang dengan sekolah madrasah tercatat sudah terjadi selama 34 tahun.

“Tanah ini dulunya tanah hibah, milik madrasah. sejak tahun 1982 SDN Kalitimban 1 berdiri disini dan menumpang,” terangnya.

Achmad bercerita, semenjak SDN berdiri, perbaikan untuk sekolah tidak sama sekali diupayakan oleh pemerintah padahal pihaknya sudah tidak satu kali saja mengajukan untuk melakukan rehabilitasi bangunan sekolah menjadi yang lebih layak.

“bisa lihat sendiri, Tidak ada perubahan, gedung masih dari bangunan yang dulu. Yang parah itu, di ruang kelas satu sudah tidak ada plafon kita kwatir genteng bisa menimpa kepala para murid. Itu yang yang kita resah. Belum lagi ketersediaan bangku, kalau ada bangku yang rusak dan kurang, bangku kita buat sendiri pakai uang BOS. Itu juga bukan bangku standar ada sandarannya, pakai bangku yang model lurus. Terus tembok yang bolong kita plester, yach harus kita tambal dari uang yang ada pakai dana pendampingan bos,” terangnya.

Moto Pemkot Cilegon yang seyognya tercermin dan menunjukkan Cilegon Cerdas, kata Ahmad, tak seperti yang terjadi selama ini di SDN Kalitimbang 1. Kondisi Sekolah, saat ini makin lama kian memburuk dan belum mendapat tindak lanjut pemerintah walaupun sebelumnya sempat muncul rencana untuk melakukan renovasi sekolah dalam agenda musrenbang lalu.

“moto nya kan membuat kota cilegon cerdas, tapi kalau melihat Sekolah kita seperti ini sangat ironis,” Ungkapnya.

Ahmad berharap, kondisi rehab sekolah dapat mendapat perhatian serius pemkot cilegon. Bukan hanya terkait dengan kondisi belajar mengajar, namun kondisi semakin hari kian memburuk dan sebagian ruangan kelas sudah mulai mengancam keselematan para siswa.

“bapak lihat sendirilah, kondisinya sudah kayak kandang ayam. Kemarin-kemarin ada dari pengawas datang kesini, tapi yang begitu jawabannya. Terus ada juga dari inspekotrat cilegon, pas kita tanya gimana solusi untuk sekolah kita, malah dijawab begitu bengini. Kan kita jadi bingung,” tandasnya.

Ahmad berharap, pemerintah dapat membantu dengan cepat memperbaiki kondisi sekolah. Karena kian hari kondisi semakin memburuk. (randi/LLJ).