KH Ma’ruf Amin, Kiai Nomor Satu NU dan Cicit Imam Masjidil Haram

0
203

Serang,fesbukbantennews.com (3/2/2017) – Nama Ma’ruf Amin banyak menghias pemberitaan dalam beberapa hari terakhir. Semua barawal dari kesaksiannya dalam sidang dugaan penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama.

KH.Ma;ruf Amin.(foto:harianterbit)

Ma’ruf yang menjadi saksi dituding memberikan keterangan yang tidak semestinya. Sempat ada pernyataan dari Ahok, sapaan Basuki, bakal ada proses hukum terkait kesaksian Ma’ruf.

Ahok sudah minta maaf dan membantah akan melaporkan ke polisi. Namun sebagai tokoh agama, Ma’ruf dinilai tidak layak diberlakukan seperti itu.

Siapakah Ma’ruf sehingga perlakuan di persidangan bisa memantik reaksi demikian masif?

Ma’ruf saat ini tercatat menyandang dua jabatan penting. Pertama adalah Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia. Kapasitasnya sebagai orang nomor satu di lembaga ini yang membuat dirinya dijadikan saksi dalam kasus Ahok.

Ia dimintai keterangan soal terbitnya pendapat keagamaan MUI yang menyebut ada unsur penghinaan agama dalam ucapan Ahok di Kepulauan Seribu saat mengutip Surat Al Maidah.

Di situs mui.or.id, Ma’ruf disebutkan memimpin MUI sejak 2015. Pria kelahiran Tangerang, 11 Maret 1943, ini menggantikan Din Syamsuddin sebagai Ketua Umum MUI.

Ma’ruf disebut sebagai ulama fikih yang disegani. Sebelum jadi Ketua Umum, di MUI Ma’ruf pernah menjadi Ketua Komisi Fatwa yang bertanggung jawab soal penerbitan fatwa MUI.
Ma’ruf yang pernah belajar di Pondok Pesantren Tebuireng ini disebut cicit dari Syaikh Muhammad Nawawi al-Jawi al-Bantani, ulama besar asal Banten yang pernah menjadi Imam Masjidil haram.

Dalam catatan Wikipedia, Syaikh Nawawi adalah ulama yang hidup tahun 1730 hingga 1813. Para ulama Indonesia menyebut Syaikh Nawawi sebagai Bapak Kitab Kuning Indonesia. Ratusan buku pernah dia tulis semasa hidup.

Selain orang nomor satu di MUI, Ma’ruf juga menduduki jabatan tertinggi di Nahdlatul Ulama, organisasi masyarakat Islam terbesar di Indonesia. Jabatannya adalah Rais Am atau Ketua Umum dalam arti sebenarnya.

Sementara Ketua Tanfidziyah atau Ketua Umum PBNU yang selama ini lebih dikenal, lebih pada ketua pelaksana. Jabatan ini membuat Ma’ruf menjadi ulama yang paling dihormati di kalangan nahdliyin, sebutan untuk pengikut NU.
Katib Syuriah PBNU Asrorun Niam Sholeh menyebut Ma’ruf sebagai “Top of the top pimpinan Ulama Indonesia dan panutan mayoritas umat Islam Indonesia”.

Ma’ruf bukan cuma ulama. Ia juga dikenal sebagai politikus. Dalam daftar kariernya, Ma’ruf pernah menjadi Ketua Dewan Perwakilan Rakyat dan Majelis Permusyawaratan Rakyat dari Partai Kebangkitan Bangsa. Ia juga pernah menjadi Ketua Dewan Syuro partai yang didirikan Abdurrahman Wahid itu.

Dalam pemerintahan sebelumnya, Ma’ruf dipercaya menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden sejak tahun 2007 hingga 2014. Karena itulah dalam sidang ada tudingan kedekatan dirinya dengan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono. (syam/LLJ)

Sumber: CNNIndonesia.com