Ketua FSPP Pandeglang ; Islam Agama Mulia dan Ajarkan Ramah Tamah

0
329

Pandeglang,fesbukbantennews.com (29/12/2015) – Ketua Forum Silaturahmi Pondok Pesantren (FSPP) Kabupaten Pandeglang , Khozinul Asror mengatakan, Islam merupakan agama yang mulia dan mengajarkan keramah-tamahaan terhadap sesama manusia.

Seminar Nasional Menepis Radikalisme, di gedung MUI Kabupaten Pandeglang, Senin (28/12/2015).
Seminar Nasional Menepis Radikalisme, di gedung MUI Kabupaten Pandeglang, Senin (28/12/2015).

Demikian dikatakan Asror saat memberikan materi dalam acara Seminar Nasional Menepis Radikalisme, di gedung MUI Kabupaten Pandeglang, Senin (28/12/2015).

“Karenanya, bila terjadi sesuatu yang berdampak negatif terhadap perkembangan Islam,  bukan berarti ajaran islamnya yang kurang baik, melainkan ada niatan buruk dari oknum tertentu untuk memenuhi  kepentingan pribadi, ” kata Asror, dalam acara yang dihadiri juga oleh pemateri Wawan Purwanto (Pengamat Teroris Nasional) Dan Hj. Jahriyah (Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme).

Dan, kegiatan yang berdampak negatif itu, kata Asror, biasanya sudah disekenario sedemikian rupa untuk kepentingan bisnis dan merebut kekuasaan, demi meraup keuntungan yang sebesar-besarnya.

“Dakwah Muhammad tidak mengajarkan kita untuk radikal. Mereka (teroris) bukan penolong bagi kita, bahkan tidak membawa rahmat bagi kita. Sudah diatur dalam Al-Quran bahwa tidak ada islam yang menganjurkan radikal,” terang Asror.

Wawan Purwanto dalam seminar tersebut menyampaikan, ada rencana besar kelompok ISIS, yaitu membuat sebuah negara yang luasnya sudah hampir sebesar Jawa Timur, mereka punya pemerintahan, tinggal pengakuan pemerintahaan. Perencanaan 5 tahun ini ISIS menguasai Afrika, Asia, Irak dll.

“Dan yang paling di cari oleh kelompok ISIS yaitu orang-orang yang mengerti dengan kimia untuk membuat bom, bahkan di Indonesia ISIS merekrut mahasiswa ITB yang berkompoten dalam hal kimia guna menopang kebutuhan senjata mereka. Ada lagi soal sumber dana kelompok ISIS, mereka mengumpulkan dari hasil iuran anggota, yang mana anggota mereka sudah seperti warga negara yang ikhlas membayar pajak untuk kepentingan ISIS,” kata Wawan.
Sementara, dalam kesempatan tersebut, Jahriyah menyampaikan , bahwa radikalisme berasal dari bahasa Latin radix yang secara literal, menurut The Concise Oxford Dictionary (1987), berarti ’akar’, ’sumber’, atau ’asal-mula’. Dimaknai lebih luas, radikal mengacu pada hal-hal mendasar, pokok, dan esensial atas bermacam gejala. Sehingga kalangan radikalisme selalu ingin merubah dengan berbuat radikal.

“Radikalisme juga merupakan respon radikal yang berawal dari ide dan gagasan. Dan kelompok radikal telah lama saya akui bahwa mereka sangat pintar. Dapat dilihat dari target dari aksi mereka seperti hotel, tempat wisata, mall, pasar-pasar modern. Jadi mereka inginnya kita tidak berkumpul di tempat-tempat keramaian yang menurut mereka haram,” terang Jahriya. (LLJ)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here