Kadisdik Tangsel ; Nilai UKG Guru Perlu Dipertahankan

0
219

Tangerang,fesbukbantennews.com (6/9/2016) –  Kadisdik Tangerang Selatan (Tangsel), Drs. H. Mathodah mengatakan, nilai Uji Kompetensi Guru (UKG) perlu dipertahankan untuk tingkatkan mutu pembelajaran. Hal ini disampaikan Kadisdik Tangsel di sela-sela acara pelatihan diseminasi tingkat SMP yang diselenggarakan berkat kerjasama Dinas Pendidikan dan USAID PRIORITAS Banten, di hotel Narita, Cipondoh, Tangerang (5/9/2016).

Drs. H. Mathodah, Kadisdik Tangsel (tengah) hadir di sela-sela pelatihan.
Drs. H. Mathodah, Kadisdik Tangsel (tengah) hadir di sela-sela pelatihan.

Mathodah berkata “Nilai UKG Tangerang Selatan merupakan tertinggi di Banten. Saya ingin bapak-ibu di sini dapat mempertahankannya bahkan sedapat mungkin meningkatkan nilai UKG kita.” Nilai rerata UKG di Tangerang Selatan tahun 2015 berkisar 61,94 melebihi nilai UKG rata-rata Banten dan nasional.

Dia juga menghimbau upaya peningkatan nilai UKG melalui berbagai pelatihan untuk memperkuat kapasitas guru. “Untuk guru SMP yang hadir di sini, saya berharap bapak-ibu bisa memanfaatkan pelatihan ini dengan baik. Kita beri apresiasi yang setinggi-tingginya kepada USAID PRIORITAS yang membantu Dinas Pendidikan dalam menyelenggarakan pelatihan ini,” seru Mathodah sekali lagi yang disambut dengan riuh tepuk tangan peserta pelatihan. Mathodah hadir membuka secara resmi pelatihan yang diselenggarakan sejak kemarin (05/9) hingga Rabu (07/9).

Selaku koordinator penyelenggara pelatihan, Ahmad Salim (06/9) mengatakan bahwa peserta yang hadir berjumlah sekitar 160 guru SMP swasta dan negeri yang berasal dari seluruh gugus di Tangerang Selatan.

“Pelatihan dilaksanakan selama tiga hari dengan dihadiri oleh sekitar seratus enam puluh guru. Ada sepuluh fasilitator terlatih yang terlibat,” jelas Ahmad. Ahmad menambahkan materi yang diberikan selama pelatihan adalah modul 1 dan modul 2 pembelajaran kontekstual.

“Pada modul satu, materinya seperti pembelajaran kontekstual, pembelajaran kooperatif dan mengelola pembelajaran yang efektif. Sedangkan untuk modul dua meliputi materi ketrampilan informasi, melayani perbedaan individu dan menyusun pertanyaan tingkat tinggi,” kata Ahmad.

Tampak peserta pelatihan terbagi dalam kelompok kecil dan berdiskusi untuk mengidentifikasikan muatan pembelajaran sesuai materi yang diberikan. Salah satu peserta yang terlihat adalah Lutfiah, S.Pd., guru Bahasa Inggris SMP An-Nisaa’ Pondok Aren. Dia menuturkan bahwa pembelajaran seperti ini sudah tidak asing lagi baginya. Dia juga terlihat aktif membagikan pengalaman pembelajaran kontekstual yang sudah dilaksanakan di sekolahnya kepada peserta lain dalam kelompoknya.

Lain lagi cerita Wasid, M.Pd., guru Matematika SMPN 11 Serpong yang menjadi peserta pelatihan. Ia berkata “Justru melalui pelatihan ini, saya banyak mendapatkan pencerahan tentang pembelajaran kontekstual yang sebenarnya. Saya jadi tahu bagaimana mengelola kelas seperti membagi kelompok, berdiskusi bahkan mengajak siswa keluar kelas untuk menemukan sumber belajar.” Dengan optimis Wasid berharap ia dapat menerapkan hasil pelatihan demi kemajuan pembelajaran yang selama ini belum dilaksanakannya.

“Rencana setelah pelatihan, saya akan membuat suasana kelas berkelompok, meningkatkan pemanfaatan sudut baca di kelas dan mengajak siswa menemukan sumber belajar di luar kelas,” katanya.(LLJ)

Kiriman : USAID Prioritas Banten