Ini Salah Satu Penyebab Banjir di Banten Terus Meluas

0
215

Serang,fesbukbantennews.com (21/5/2017) – Banjir di Banten terus meluas dari tahun ke tahun. Daerah Aliran Sungai (DAS) di Banten kian mengkhawatirkan. Hal ini karena kodisi hutan di area DAS dan di kawasan lereng rusak akibat banyaknya penebangan hutan.

Direktur Eksekutip LSM Rekonvasi Bhumi NP Rahadian memaparkan salah satu penyebab Banjir terus meluas di Banten.

 

Menurut catatan 2009-2015 kondisi hutan di DAS Cisadane, Cidurian, Ciujung, dan Cibungur dalam kondisi memprihatinkan. Kindisi hutan di Cisadane hanya mencapai 18,53 persen. Sedangkan Cidurian lebih parah karena hanya 7,41 persen.

 

DAS Ciujung mencapai 12,59 persen dan Cibungur hanya mencapai 6,74 persen. Kondisi hutan di DAS yang mendekati ideal yakni 26,06 persen di Cidano atau Rawa Danau, Serang. Padahal, idealnya hutan di DAS harus mencapai 30 persen.

 

Persoalan ini menurut Direktur Eksekutip LSM Rekonvasi Bhumi NP Rahadian permasalahan ini ada peran pemerinrtah dengan program menanam albasia dan jabon, masyarakat beramai-ramai menanam dua jenis pohon tersebut.

 

“Ketika masyarakat mulai merasa ada nilai ekonomi mereka membeli sendiri. Tapi dampaknya, itu karena fast growing species, tiga tahun mereka sudah mulai tebang, lima tahun sudah mulai habis. Artinya kita butuh waktu lima tahun lagi supaya pohon itu berfungsi secara ekologi,” kata pria yang akrab disapa Nana itu, Minggu (21/5/2017).

 

Persoalan yang timbul menurut Nana, masyarakat kadang menunggu program pemerintah selanjutnya. Sementara lahan dibiarkan kosong. “Itulah yang membuat banjir di kita semakin luas dari tahun ke tahun,” kata Nana.

 

Program menanam albasia ini, Nana melihat karena pada krisis ekonomi 1998, pemerintah ingin masyarakat tidak terdampak secara ekonomi. Hal yang kini terjadi, setiap malam, tidak kurang dari 250 truk membawa kayu gelondongan dari hutan-hutan di Banten, khususnya di wilayah selatan.

 

“250 truk dikali 5 kibik per truk. Kalau satu pohon menghasilkan satu kibik. Artinya tiap truk mengangkut lima pohon, ada 250 truk itu yang menjadi kawasan banjir kita semakin tahun semakin luas,” kata dia.

 

Sayangnya, Nana menambahkan, program pemerintah sendiri tidak konsisten. Era SBY jenis pohon yang menjadi program yakni trembesi. “Nilai ekonominya tidak ada. Masyarakat nggak mau,” jelasnya.

 

Solusi untuk menghindari banjir yang makin luas di Banten, Nana menyarankan ada program yang mendorong masyarakat untuk menanam pohon yang bernilai ekonomi tinggi. “Baru tuh pohonnya utuh, ekonomi masyarakat juga terjamin. Seperti pohon gaharu. Banyak jenis pohon yang menyeimbangkan ekonomi dan lingkungan,” kata dia. (Why/LLJ)