Ini Hasil Pertemuan Ulama Jawa -Sumatera di Banten

0
200

Serang,fesbukbantennews.com (21/11/2017) – Sekelompok ulama dari Jawa dan Sumatera telah berkumpul di Komplek Masjid Agung Kesultanan Banten dan menghasilkan 11 rekomendasi berisikan tak jauh dari menjaga persatuan dan kesatuan NKRI.

Pertemuan Ulama dan cendekia Jawa -Sumatera di Banten.

“jadi berbagai urusan (Rasul) Muhammad ini di mudakarahkan (ingat-mengingatkan) oleh para ulama kemudian diberikan solusi oleh ulama walaupun baru dalam bentuk seruan,” kata KH. Arbani, ketua II Majelis Ahlul Halli Wal’aqdi, saat ditemui di Komplek Kesultanan Banten, Senin (21/11/2017).

Pertemuan ulama dan cendekiawan muslim ini kepanjangan dari pertemuan ulama se’Dunia yang telah berlangsung di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) pada tanggal 04-08 Desember 2016 lalu.

“Kami tidak utusan organisasi, ulama mewakili pribadi, yang prihatin atas keadaan umat datang. Jangan bawa baju, jangan bawa embel-embel bendera,” kata KH.Tubagus (Tb) Fathul Adhim Chatib, tokoh agama dan masyarakat Banten, ditemui ditempat yang sama, Senin (21/11/2017).

Sedangkan menurut Sultan Banten ke-18, Sultan Syarief Muhammad Ash-Shafiuddin, pertemuan itu dilaksanakan salah satunya untuk menyikapi umat Islam yang semakin disudutkan dengan berbagai macam tudingan.

“Menyikapi berbagai fenomena maupun di dunia saat ini. Ini kita sikapi sebagai umat Islam agar mengikuti garis-garis yang sudah Islam gariskan,” ujarnya, ditempat yang sama, Senin (21/11/2017).

Prof. Dr. Hamdan Zoelva, MA, mantan Hakim Mahkamah Konstitusi (MK) yang juga turut hadir berharap pertemuan itu mampu membuat kedamaian bagi seluruh umat manusia di dunia, terutama di Indonesia. Sehingga kemajuan peradaban Nusantara dapat mengejar negara lain di dunia.

“Jadi negara yang aman dan damai pasti peradabannya lebih maju dari pada negara yang kondisinya dalam konflik dan perang,” terangnya, ditempat yang sama, Senin (21/11/2017).

Dalam konteks ke Indonesia, pemikiran para ulama dan cendekiawan pasti akan cepat tersampaikan ke tengah masyarakat yang memang lebih banyak mendengarkan petuah dari para ‘Tetua’.

“Suasana damai itu akan melahirkan kreatifitas, akan melahirkan kegiatan produktif, sehingga dapat memajukan peradaban,” jelasnya.

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

REKOMENDASI PESERTA MUDZAKARAH ULAMA, ZU’AMA & CENDIKIA MUSLIM DI BANTEN, 29 SHAFAR – 1 RABI’UL AWWAL 1439/18-20 NOVEMBER 2017 KEPADA JAM’IYYAH AHLUL HALLI WAL’AQDI AL’ALAMIYAH

*_1. Konsep pemikiran yang di hasilkan harus berlandaskan Al Qur’an dan As Sunnah yang shahih._*

*_2. Meminimalkan perbedaan dan memaksimalkan kesamaan di dalam persaudaraan. Perbedaan yang diperbolehkan adalah perbedaan yang alami dan dalam tingkat ilmu pengetahuan, sedangkan perbedaan yang dilarang dalam bentuk ta’ashub (fanatisme golongan) dan tafarruq (memecah-belah)._*

*_3. Tidak memusuhi umat di luar islam namun diupayakan menjadikan mereka sebagai ladang amal shalih dalam proses menyongsong tegaknya peradaban islam yang RAHMATAN LIL’ALAMIN sepanjang tidak bertentangan dengan aqidah dan syari’ah._*

*_4. Membentengi generasi muda dari gaya hidup manusia yang hedonis, pragmatis, dan sekuler dengan menjadikan Al Qur’an sebagai proses pembelajaran, pemahaman, dan pengamalan yang wajib bagi generasi islam dimulai dari institusi keluarga, sekolah, pesantren hingga jenjang pendidikan tingkat tinggi._*

*_5. Pengelola lembaga pendidikan harus fokus pada target tujuan akademik dan tidak melakukan politik praktis, sembari menjadikan masjid sebagai wadah pemersatu umat dalam bentuk merapatkan shaf shalat berjamaah._*

*_6. Memperjuangkan umat islam di bidang ekonomi dan perbankan dari sistem ribawi, serta menjauhi produk-produk yang diharamkan Allah Subhanahu Wa Ta’ala._*

*_7. Keberadaan Nabi sebagai utusan Allah bukan untuk menggantikan kepemimpinan gaya kerajaan maupun kepala negara, tapi lebih kepada membangun sistem Khilafah ‘ala minhajin nubuwwah yang membawa misi besar untuk memakmurkan bumi Allah dengan segala kompleksitas kehidupannya, dengan manhaj siyasah yang berpijak kepada manhajin nubuwwah._*

*_8. Perlunya membangun tansiq dengan bersinerginya kelompok-kelompok gerakan islam yang dimulai dari ta’aruf, silaturahim, dan bermusyawarah sehingga menemukan formulasi untuk mencapai tujuan dan meraih islam Rahmatan lil ‘alamin, sembari mengantisipasi adanya paham-paham sesat yang menginfiltrasi._*

*_9. Fenomena gerakan kaum munafik yang sudah ada sejak zaman Rosulullah terus menunjukkan geliatnya bagaikan musuh dalam selimut bagi umat islam yang harus disikapi dengan tuntunan Qur’ani dengan cara berpaling dari mereka sembari tetap menasehatinya dengan kata-kata yang tegas._*

*_10. Membangun kesadaran umat islam untuk mendukung, bersimpati, dan berempati terhadap permasalahan umat islam serta berkorban dengan harta dan jiwa dalam rangka tegaknya ‘Izzul islam wal Muslimin._*

*_11. Perlu adanya pendekatan komunikasi dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait di dalam upaya menunjukkan Islam yang Rahmatan Lil ‘Alamin, berjamaah dan berimamah sesuai contoh Rosulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam dan Khulafur Rasyidin Al Mahdiyyin._*

الحمد لله رب العالمين

Banten, 1 Rabi’ul Awwal 1449/20 November 2017.(ast/LLJ).