Mulai Produksi 25 Ton, Koperasi Bina Insaf Mandiri Olah Limbah PLTU Labuan jadi Pupuk Organik

0
294

Pandeglang,fesbukbantennews.com (18/3/2023)  Koperasi Bina Insaf Mandiri (BIM) mulai memproduksi pupuk organik dari bahan baku limbah FABA (Fly Ash Bottom Ash) PLTU Banten 2 Labuan, di Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang.

Ketua Koperasi Bina Insaf Mandiri (kanan) didampingi ketua PB MA , H embay Mulya Syarif.

Limbah FABA (Fly Ash Bottom Ash) adalah abu sisa pembakaran batu bara pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Banten 2 Labuan yang dioperasikan oleh PT Indonesia Power.

Ketua Koperasi Bina Insaf Mandiri Badri Wijaya mengatakan, hari ini BIM mulai launching pelaksanaan produksi pupuk organik secara masal dari bahan baku limbah FABA.

“Hasil penelitian, limbah PLTU tadinya limbah sekarang menjadi berkah. Hari ini kita kita mulai produksi sebanyak 25 ton,” katanya kepada RADARBABANTEN.CO.ID, di PLTU Banten 2 Labuan, Jumat, 17 Maret 2022.

Hasil produksi pupuk ini sudah selesai uji laboratorium. Namun memang belum mendapatkan izin edar dari Kementerian Pertanian.

“Untuk mendapatkan izin perlu diuji coba pada lahan demplot atau lahan percontohan. Minim harus ada lahan luas kurang lebih dua hektar sementara kemarin sudah kita coba namun memang baru pada tanaman dengan luas lahan terbatas,” katanya.

Hasil dari uji coba, tanaman subur dan membuat tanah akan menjadi lebih gembur. Hal ini karena memang limbah Faba diolah untuk dijadikan pupuk organik.

“Saat ini kita produksi sebanyak 25 ton. Untuk nanti diujicobakan pada lahan percontohan agar dapat diproduksi secara massal dan mendapatkan izin edar,” katanya.

Manajer Administrasi Indonesia Power di PLTU Banten 2 Labuan Donny Ureansyah menjelaskan, bahwasannya PLTU Banten 2 Labuan turut serta memberdayakan temen – temen dari Koperasi BIM.

“Jadi memang temen – temen BIM ini, kita berdayakan membuat pupuk ini supaya banyak manfaatnya,” katanya.

Disatu sisi, diungkapkan Donny, pihaknya tentu bersyukur atas pengolahan limbah Faba menjadi pupuk organik. Faba ini adalah limbah non B3 PLTU Banten 2 Labuan.

“Dengan adanya pengolahan menjadi pupuk ini, maka Faba tadi bisa dikatakan bermanfaat. Nah inilah yang dilakukan oleh temen – temen BIM, mereka melakukan penelitian, pengujian, terhadap limbah Faba yang hasilnya bisa diolah menjadi pupuk organik,” katanya.

Proses pembuatan pupuk dari limbah Faba ini kurang lebih selama 45 hari. Kemungkinan setelah Lebaran Idul Fitri nanti baru bisa dipanen pupuknya.

“Dan akan diuji coba di sawah seluas dua hektar. Mudah-mudahan lancar yang diharapkan hasil produksi lebih banyak dari pupuk organik lain yang dijual di pasar dan untuk tahap pertama sebanyak 25 ton,” katanya.

Ketua Umum Pengurus Besar Mathl’aul Anwar KH. Embay Mulya Syarief mengucapkan, syukur alhamdulilah melalui Koperasi BIM bisa mengolah limbah Faba menjadi pupuk organik.

“Alhamdulilah, ini perjalanan panjang, semula kan limbah ini masuk pada Limbah berbahaya B3, dengan upaya yang sungguh – sungguh sekarang limbah ini sudah dikeluarkan dari limbah B3 menjadi limbah non B3 oleh pemerintah,” katanya.

Tinggal bagaimana, diungkapkan Kyai Embay, dapat memanfaatkan limbah ini, karena di sini saja perhari sebanyak 350 ton. Kalau enggak dimanfaatkan maka akan menjadi gunung

“Pupuk itu yang sekarang bahan bakunya impor, artinya menyerap devisa tidak sedikit. Nah dengan kita memproduksi pupuk yang semua bahan bakunya itu ada di sini, akan berdampak kita tidak lagi bergantung kepada impor,” katanya.

Sedangkan, Embay berpendapat, bahwa pupuk kimia itu pada dasarnya benda asing. Semua itu sintetis sehingga sangat berbeda dengan pupuk organik.

“Kan tubuh kita sendiri organik, mudah – mudahan dengan upaya kita semua ini, apalagi sekarang Bank Indonesia juga turun, tertarik membantu membiayai temen – temen dari Koperasi Bina Insaf Mandiri. Mudah – mudahan dengan tidak terlalu lama izin edarnya bisa keluar dan bisa bermanfaat buat masyarakat, khususnya para petani,” katanya.

Wakil Direktur Bank Indonesia Wilayah Banten Dedi Junaedi mengatakan, terkait dengan ini kan salah satu prodak inovasi dari bahan sebelumnya berbahaya termasuk B3, kemudian diproses tertentu kemudian berubah menjadi sesuatu sangat berguna.

“Pupuk yang sipatnya organik, gitu, selain saat ini Kelangkaan pupuk juga akan membebani masyarakat petani. Harapannya kalau memang ini bisa menjadi suatu prodak yang bagus, menghasilkan prodak yang bermanfaat dan juga meningkatkan produksi, dan kemudian juga bisa digunakan oleh masyarakat cukup banyak, maka kelangkaan pupuk itu mudah-mudahan bisa diisi, oleh prodak ini,” katanya

Sehingga nanti kalau memang sudah tersebar makin banyak orang yang menggunakan makin ada peningkatan dari produksi pertanian.

“Maka produk itu diharapkan dapat menekan harga – harga supaya tidak terlalu tinggi. Nah seperti itu,” katanya.(RB/LLJ).