FORMI: Tidak Ada Dualisme Dalam eSports

0
527

Serang, fesbukbantennews. com (29/8/2020) – Walau pun menyatakan prihatin, Ketua Federasi Olah Raga Masyarakat Indonesia (FORMI) Hayono Isman mengatakan, tidak ada dualisme dalam dunia eSports Indonesia.

Rapat Online IeSPA, Pengda IeSPA dan FORMI Nasional, Sabtu, 29 Agustus 2020.

FORMI dan KONI mempunyai bidang garapan yang berbeda. FORMI memasyarakatkan olah raga atau Olah Raga masyarakat, sedangkan KONI menggarap Olah Raga yang menjadi prestasi.

Menurut Hayono, Indonesia eSports Association (IeSPA) mempunyai hubungan baik dengan organisasi eSports internasional. Seperti AeSF dan IeSF. Bahkan IeSPA menjadi anggota dua organisasi eSports itu.

Selain itu, IeSPA juga anggota Komite Olimpiade Indonesia (KOI/NOC). Sehingga atlet eSports melalui IeSPA dapat mengikuti SEA Games, Asian Games dan Olimpiade serta kejuaraan dunia eSports lainnya.

Sedangkan PB ESI yang ditetapkan menjadi anggota KONI menggarap atlet eSports yang ingin berprestasi di POPDA, POPNAS, Pra PON dan PON.

Senada dengan Ketua FORMI, Ketua IeSPA Banten Ucu Nur Arief Jauhar mengatakan, atlet eSports diberi kebebasan memilih. Mau main ditingkat nasional atau internasional.

“Kalau mau berprestasi di tingkat nasional, silahkan ikuti seleksi mereka. Tapi kalau mau rekreasi ke luar negeri sambil olah raga, ya ikuti turnamen IeSPA,” kata Ucu.

Sebelumnya, IeSPA mengajukan diri menjadi anggota KONI, karena dianggap telah memenuhi syarat sebagai Organisasi Olah Raga sesuai Undang-Undang No 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolah-Ragaan Nasional.

Dalam pasal 1 angka 25 disebutkan: Induk Organisasi Cabang Olah Raga adalah organisasi Olah Raga yang membina, mengembangkan, dan mengkoordinasikan satu cabang/jenis Olah Raga atau gabungan organisasi Olah Raga dari satu jenis Olah Raga yang merupakan anggota federasi cabang Olah Raga Internasional yang bersangkutan.

“IeSPA itu anggota AeSF, organisasi eSports tingkat Asia dan anggota IeSF, organisasi eSports tingkat dunia. Juga anggota KOI, cabang IOC di Indonesia. Ingat, satu-satunya organisasi eSports di Indonesia. Yang lain bukan anggota AeSF, IeSF atau pun KOI,” ujar Ucu.

Maka setiap atlet eSports yang akan bertanding di Asian Games, SEA Games dan Olimpiade serta Kejuaraan Dunia eSports harus rekomendasi IeSPA.

Persyaratan administrasi lainnya seperti Kantor, AD/ART, Akta Pendirian dan NPWP juga sudah dipenuhi. Bahkan syarat prestasi juga sudah dipenuhi.

“Mungkin baru IeSPA yang sudah menyelenggarakan Kejurnas eSports 4 kali berturut dan diikuti minimal 10 provinsi. Kenapa baru IeSPA? Karena yang lain baru berdiri dan belum ada 4 tahun. Bahkan ada yang baru tahun ini,” jelas Ucu.

Hanya saja IeSPA tidak dapat memenuhi persyaratan keanggota Pengurusnya di Daerah. Banyak Pengurus Daerah IeSPA belum terdaftar di KONI Provinsi, Kab/Kota dan Kecamatan.

“Kalau mau jujur-jujuran juga, emang ada? Kalau sim salabim sih bisa aja,” kata Ucu.

Walau pun belum menjadi anggota KONI, menurut Ucu tidak jadi persoalan. Karena IeSPA masih menjadi anggota FORMI, KOI, AeSF dan IeSF.

“Tujuan kita berolahraga itu kan menjadi bugar sambil rekreasi ke dunia internasional lewat SEA Games, Asian Games dan Olimpiade. Eh, juga Kejuaraan Dunia eSports. Belum Festival Olah Raga Masyarakat tingkat nasional,” ujar Ucu. (gabriel/LLJ).