Bayi Diduga Kemasukan Ular di Pontang Butuh Bantuan Pengobatan

0
212

Serang,fesbukbantennews.com (26/8/2016) – Bayi yang diduga kemasukan ular, Arnah Destiani (18 bulan) anak pasangan Radi alias Ahong (37) dan Arnasah (31) warga Kampung Linduk, Desa Linduk, Kecamatan Pontang, Kabupaten Serang butuh bantuan biaya pengobatan.

Balita yang makan ular digendong ibunya,Arsanah di rumahnya Kampung/Desa Linduk, Kecamatan Pontang, Kabupaten Serang, Banten.(LLJ)
Balita yang makan ular digendong ibunya,Arsanah di rumahnya Kampung/Desa Linduk, Kecamatan Pontang, Kabupaten Serang, Banten.(LLJ)

Bapaknya bekerja serabutan yang penghasilannya sering tak cukup untuk memberi makan istri dan tiga anaknya.

Seminggu yang lalu, bayi yang berjenis kelamin perempuan tersebut diopname di RS Dradjat Prawiranegara Serang atas kebaikan seorang dokter yang membuka praktek di Begog, Pontang, dr Mira.

“Buat makan juga susah pak, apalgi berobat. Suami nggak jelas kerjanya, seringnya sih buruh tani,” kata Arsanah ditemui FBn di rumahnya, Jumat (26/8/2016) pagi.

Terpisah, dr Mira dihubungi via telpon mengatakan, bahwa Arnah sempat dirawat di RS Dradjat Serang selama seminggu karena mengalami gangguan pernafasan dan juga diare.

“Sakit yang dialami bayi arnah sekarang ini karena gangguan saluran pernafasan,bukan karena kemasukan ular,” kata dr Mira, Jumat (26/8/2016) malam.

Dia juga menjelaskan, berdasarkan pemeriksaan, tidak ditemukan sakit Arnah yang diakibatkan kemasukan ular.”tidak,tidak ada hubungannya penyakit bayi itu dengan akibat kemasukan ular,”jelasnya.

Orangtua Bayi tersebut, lanjut dia, belum pernah bercerita bahwa anaknya kemasukan ular. “Ke saya tidak pernah cerita bayi itu kemasukan ular. Dan perlu ditegaskan kembali, bahwa penyakitnya tidak ada kaitannya dengan kemasukan ular, ” tegas dia

Ia menerangkan, penyakit yang diderita bayi tersebut diduga kuat akibat kondisi lingkungannya yang tidak mendukung.”tinggal di pinggir sawah dan sungai kecil yang kotor, serta di pinggir jalan raya. Akibatnya saluran pernafasannya terganggu,” ujarnya.

Meski demikian dia mengakui, bahwa dirinya serta berbagai pihak yang membawa bayi tersebut berobat ke RS Dradjat Serang. “Lurah, Kader, puskesmas dan pihak rumah sakit pun melayaninya dengan baik,” terangnya.

Saat ini yang dibutuhkan keluarga tersebut, menurut dr Mira, pendampingan dan transport untuk berobat jalan ke RS Dradjat.

Dirinya berharap juga agar semua pihak bekerjasama untuk membantu kondisi keluarga tersebut. Selain tinggal di tempat tak layak huni, juga kondisi ekonominya dibawah rata-rata.

Sebelummnyya diberitakan, warga Kampung/Desa Linduk, Kecamatan Pontang, Kabupaten Serang , Banten, digegerkan dengan bayi berusia 18 bulan, Arnah Destiani, yang memakan ular. Diduga ular yang dimakan bayi anak pasangan Radi alias Ahong dan Arsanah berasal dari sekitar rumahnya yang berada diantara sawah dan drainase.

Menurut informasi warga sekitar, Sumi, diduga ular tersebut masih didalam tubuh bayi berjenis kelamin perempuan.”informasinya sih masih ada di dalam badannya,” kata Sumi, Jumat (27/8/2016).

Ditemui di rumahnya yang berukuran 3 X 5 meter daan berdinding kayu bekas, Arsanah ibu bayi tersebut membenarkan, bahwa anak bungsunya memakan ular.” awalnya saya tidak tahu itu ular. Kenapa mulut bayi saya monyong-monyong, setelah saya buka dan saya lihat, ternyata ular.saya kaget dan cepat saya tarik ular itu, tapi cuma ekornnya yang ada,” kata Arsanah, Jumat (27/8/2016).

Kasus yang menimpa bayinya tersebut, lanjut Arsanah, saat anaknya berusia 2 bulan. “Kejadiannya waktu anak saya berusia 2 bulan. Namun 2 minggu kemarin, ada sisik yang keluar dari mulutnya. Dan buang air besar anak tersebut ada darahnya,” jelas Arsanah.

Kini, sambung Arsanah, anaknya harus berobat jalan lantaran diduga keracunan. Setelah pekan kemarin dirawat di RS Dradjat Prawiranegara,Serang.

“Ada dokter yang nolong, namanya dokter mira. Dia yang biayai semua pengobatan. Dan sekarang harus berobat jalan, ” kata Arsanah, sambil memperlihatkan surat kontrol dari RS Dradjat.

Berdasarkan pantauan FBn,Arsanah beserta suami dan tiga anaknya, tidur berdesakan di rumah ukuran 3 X 5 meter.

Disamping kanan rumahnya sawah luas membentang milik warga sekitar, di samping kirinya sungai kotor tempat mandi, cuci dan kakus sekeluarga.

Selain itu, di rumah tersebut tak ada sebuah lemari pun. Sehingga baju yang kotor attau pun bersih dibiarkan di luar rumah. Lantaran di dalam tak ada tempat untuk menyimpan.(LLJ).