Pemprov Banten Akan Bangun Masjid di Negeri di Atas Awan

0
215

Serang, fesbukbantennews.com (19/9/2019) – Gubernur Banten Wahidin Halim mengatakan, program pembangunan yang telah dilakukan Pemprov akan lebih baik jika dilengkapi dengan pembangunan fasilitas-fasilitas pendukung yang diprakarsai para ASN. Upaya tersebut akan dimulai dengan pembangunan masjid di Kawasan Wisata Negeri di Atas Awan, Citorek, Lebak.

Gubernur Banten di Negeri di Atas Awan Lebak.(screenshot/ist)

“Seperti halnya ketika kita sudah membuka akses dan membangun Jalan Citorek menuju wisata Negeri di Atas Awan, maka kita lengkapi fasilitasnya. Makanya kita sepakat akan membangun mesjid di Puncak Negeri Diatas Awan seperti layaknya At-Ta’awun, Puncak, Bogor,” ujar Wahidin.

Masjid tersebut, jelas Gubernur, rencananya membutuhkan anggaran sebesar Rp 200 juta dan akan dibangun dengan dana yang bersumber dari ASN melalui infaq, dari Gubernur sebesar Rp 50 juta, serta Wakil Gubernur Andika Hazrumy dan Sekretaris Daerah (Sekda) Banten Al Muktabar yang akan ikut menyumbang.

“Ini membuktikan bahwa dengan bekerjasama, kita mampu membangun dan memberikan pelayanan terhadap masyarakat meskipun tanpa APBD. Minggu depan akan kita mulai peletakan batu pertamanya. Insyaallah akan berkah dan jadi ladang pahala, karena selain untuk memfasilitasi ibadah ummat muslim yang berkunjung, juga mencegah tempat wisata ini dijadikan tempat maksiat,”jelasnya.

Gubernur menjelaskan, hal ini dilakukan agar potensi yang dimiliki daerah dapat memberikan kebermanfaatan bagi masyarakat termasuk ASN tidak hanya lahir tapi juga aspek bathin sebagai ladang pahala. Jika diperlukan, masjid tersebut nantinya dapat dikelola oleh ASN atau dengan pembiayaan dari APBD Pemprov Banten agar tetap terawat dan sesuai fungsinya.

“Alangkah indahnya di puncak ketinggian itu ada berkumandang suara adzan. Nanti pengelolanya bisa dari ASN juga, atau kalau perlu kita biayai, kita beri gaji ASN itu agar masjidnya terawat dan berfungsi dengan baik,”imbuhnya.

Gubernur berharap, kebiasaan bergotongroyong antar ASN semacam ini dapat terus berlanjut bahkan dapat menginspirasi ASN di instansi atau daerah lain di Indonesia. Sehingga, nantinya dapat terwujud hubungan yang lebih harmonis antara ASN sebagai pelayan masyarakat dengan masyarakat itu sendiri.

“Karena sebagai warga negara yang hidup berdampingan, apapun agama, ras dan budayanya kita tetap berasal dari ibu pertiwi yang sama, ya semua kita bersaudara,”tegasnya. (PrvBTN/bknadv/LLJ).