HMTL Unbaja Gelar Analisis Air di Ujung Kulon

0
222

Pandeglang,fesbukbantennews.com (14/5/2017) –  Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Himpunana Mahasiswa Teknik Lingkungan (HMTL) Universitas Banten Jaya (Unbaja) menggelar analisa air laut serta air tawar disejumlah titik di kawasan Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) Kabupaten Pandeglang Jumat-Sabtu (12-13/5/2017) kemarin.

Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan UNBAJA di Ujungkulon,Pandeglang.

Kegiatan uji dan analisa air ini digelar dalam rangka untuk mengetahui kandungan serta mutu air di kawasan Ujung Kulon. Salah satu yang dianalisa diantaranya di Sungai Cigenter yang ada di Pulau Handeuleum TNUK dan Pulau Peucang. Uji dan analisa air sendiri digelar dalam rangka pembelajaran para mahasiswa HMTL.

Salah satu pembimbing kegiatan tersebut, Ricky Febriyanto menerangkan jika kegiatan tersebut merupakan penerapan ilmu dari salah satu kuliah di jurusan Teknik Lingkungan yang dimiliki oleh Unbaja. Menurutnya, praktik analisa itu penting agar mahasiswa dapat secara langsung memahami dan mengerti tata cara pengambilan sample serta pengujian air secara baik dan benar. Selain itu, dalam kegiatan kali ini ada tiga lokasi air yang diambil diantaranya di Sungai Cigenter, air keran dan air sumur di Pulau Peucang, kedua jenis air itu sendiri kerap dikomsumsi oleh penduduk dan wisatawan. “Nah, praktik kali ini mahasiswa mengambil dua jenis air pada tiga lokasi yang berbeda, yakni air laut serta air tawar yang ada di beberapa titik di TNUK. Kalau tidak dipraktikan tentu mahasiswa nanti akan kesulitan tata cara pengambilan sample air. Kegiatan ini juga merupakan wujud implementasi dari teori di Perkuliahan,” kata Ricky.

Hasilnya, lanjut Ricky, nanti akan dikaji oleh mahasiswa, misalnya terkait kandungan mikroba yang terdapat didalam kedua jenis air tersebut. Nantinya juga akan dilakukan pengembangan dan pengelolaan tentang kandungan mikroba itu sendiri.

“Nanti akan diteliti apakah jenis mikroba yang terkandung itu berjenis pathogen (kurang baik) atau mikroba berjenis probiotik (baik). Kalau hasil berjenis probiotik tentu bisa dikembangkan kalau pathogen, tentu harus ada pengelolaan agar jumlah pathogen yang tergantung tidak melebihi baku mutu yang ditetapkan pemerintah,” pungkasnya.

Sementara itu, Ketua HMTL Unbaja Ali Sutian mengatakan selain dalam rangka pembelajaran. Kegiatan ke kawasan TNUK itu sendiri ialah untuk menjalin kebersamaan antar mahasiswa Teknik Lingkungan Unbaja. Ia berharap dengan kegiatan tersebut maka kebersamaan antar mahasiswa semakin tumbuh. “Selain itu juga kita menggelar bakti sosial dengan masyarakat pesisir kawasan Sumur. Kita juga berharap kedepan kita dapat memberikan yang lebih kepada masyarakat sekitar,” singkatnya. (Aden/LLJ).