Hari Santri Nasional, Ace Hasan Syadzily: Santri Pembela Setia Pancasila dan NKRI

0
328

Lebak, fesbukbantennews.com (22/10/2017) – Hari Santri Nasional harus menjadi momentum penting untuk mengingatkan akan kesetiaan dan komitmen santri dan ulama dalam membela dan menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia. Perjuangan melawan kolonialisme dan imperalisme di Indonesia banyak dimotori oleh ulama dan santri di berbagai daerah di Indonesia, termasuk di Banten.

Ribuan Santri hadiri peringatan hari Santri Nasional 2017 di Malingping Lebak.(Zam)

Maka, sudah seharusnya para santri dan kita semua untuk selalu menjaga dan mengisi negara dengan memberikan kesetiaan dan kontribusi yang terbaik bagi kelangsungan dan kemajuan bangsa ini.

Hal tersebut disampaikan Ace Hasan Syadzily dalam kegiatan diskusi publik dalam rangkaian kegiatan Pesantren Kebangsaan untuk memperingati Hari Santri Nasional yang digelar oleh Gerakan Pemuda Anshor Kabupaten lebak, Banten. Peringatan Hari Santri Nasional yang mengambil tema “Meneguhkan Peran Santri dalam Bela Negara Menjaga Pancasila dan NKRI”, digelar di Pendopo Kecamatan Malimping dan dihadiri oleh ribuan santri dan masyarakat.

Diskusi publik menghadirkan narasumber selain tokoh pemuda NU yang juga anggota DPR RI Fraksi Golkar dari Dapil Banten I (Lebak dan Pandeglang), Dr. Tb. Ace Hasan Syadzily, juga hadir KH. Baijuri, Juned Sanim, Junedi Ibnu Jarta (Ketua DPRD Kab. Lebak), dan Ketua MUI Kab. Lebak, KH. Pupu Mahpudin.

Menurut Ace, peran santri saat ini juga terlihat sangat besar dan nyata. Pada era Presiden Jokowi, baru pertama dalam sejarah Indonesia merdeka, menteri-menteri yang berlatarbelakang santri sangat banyak dan mengisi posisi penting. Menristek Dikti, Menaker, Mensos, Menteri Desa, Menpora, dll adalah contoh beberapa menteri yang berlatar belakang santri.

“Presiden Jokowi terbukti memberikan penghargaan luar biasa besar kepada santri dan ulama dengan menetapkan 22 Oktober sebagai hari santri nasional dan memberikan peran santri dalam kabinet”, kata Ace menegaskan.

Selain itu, Ace juga mengingatkan agar santri dan masyarakat selalu waspada akan merebaknya paham radikal menyimpang yang dapat merusak NKRI, Pancasila, UUD 1945 dan Bhineka Tunggal Ika.

Saat ini, menurut Ace, Indonesia masih menjadi sasaran potensial paham-paham radikal yang mengatasnamakan ajaran Islam. Paham yang ingin menegakkan khilafah islamiyah seperti yang dilakukan oleh Hizbut Tahrir Indonesia adalah contoh paham yang dapat merongrong sendi kebangsaan dan kenegaraan Indonesia.

“Maka Perpu Ormas menjadi sangat penting untuk segera disahkan agar dapat menjamin keutuhan Indonesia dari ancaman paham radikal yang merusak dan mengancam keberadaan Indonesia”, lanjut Ace.(zam/LLJ)