Empat Tahun Idap Kanker, Bocah Trumbu Kota Serang Tetap Semangat Hidup

0
171

Serang,fesbukbantennews.com (3/11/2016) – Furqon, warga Kampung Suci RT 01/01, Kelurahan Terumbu, Kecamatan Kasemen ini tak bisa menikmati masa kecilnya. Selama empat tahun, ia harus melawan rasa sakit akibat penyakit neuroblastoma yang dideritanya. Neuroblastoma adalah jenis kanker langka yang berkembang dari neuroblasts atau sel-sel saraf yang belum matang pada anak-anak.

Furqon, membutuhkan 4 Tabung Oksigen setiap harinya.
Furqon, membutuhkan 4 Tabung Oksigen setiap harinya.

Ditemui di rumah orangtuanya, Surohah ibu Furqon menceritakan, awalnya, Furqon tumbuh seperti anak-anak lain pada umumnya. Namun, keceriaannya hilang begitu ia terjatuh pada usia delapan tahun. Sang ibu, Surohah memanggilkan tukang urut untuk mengobati anaknya. Bukannya sembuh, Furqon justru menderita neuroblastoma. “Awalnya di perut,” ujar Surohah, Rabu (2/11/2016).

Berbagai pengobatan pernah dilakukannya. Neuroblastoma di perut Furqon pun sembuh. Namun, ternyata, kanker itu tumbuh kembali di kepala bocah kecil itu. Berbagai rumah sakit di Kota Serang pun pernah didatangi untuk kesembuhannya. Bahkan, selama dua tahun, Furqon harus dirawat di RS Kanker Dharmais, Jakarta. Setelah neuroblastoma di kepalanya hilang, kini pipi kanannya yang membesar.

Wakil Ketua DPRD Kota Serang Budi Rustandi,saat menjenguk Furqon.
Wakil Ketua DPRD Kota Serang Budi Rustandi,saat menjenguk Furqon.

Untuk bernafas pun ia harus dibantu tabung oksigen. Seharusnya penggunaan tabung itu hanya untuk lima jam. Namun, lantaran keterbatasan biaya, Surohah menghemat pasokan oksigen kepada anaknya agar dapat digunakan untuk dua hari. Maklum saja, untuk isi ulang tabung oksigen itu dibutuhkan biaya Rp50 ribu. Sedangkan sang ayah, Agus, hanya bekerja sebagai buruh serabutan. Sehari-hari, Furqon pun tak bisa makan makanan padat. Ia hanya meminum susu dan madu.

Walaupun tercatat sebagai peserta penerima bantuan iuran BPJS Kesehatan, tapi sejumlah obat dan jenis perawatan tak dicover pemerintah. Untuk itu, sang ibu pun menjual rumah demi kesembuhan Furqon. Kini, keluarga ini pun harus menumpang di rumah orangtua Surohah.

Berdasarkan keterangan rumah sakit, Furqon harus dibawa ke Singapura. Namun, lantaran tak ada dana, Furqon pun hanya dirawat di rumah kakek neneknya saja. “Baru Senin (31/10-red) kemarin pulang dari Jakarta,” ujar Surohah.

Wakil Ketua DPRD Kota Serang Budi Rustandi berharap Pemkot Serang turun tangan untuk menangani Furqon dan masyarakat Kota Serang lainnya yang mengalami kendala seperti Furqon. “Walaupun discover BPJS, tapi ada obat yang tak dicover. Nah ini yang harus dipikirkan pemerintah,” ujarnya.

Kata dia, Furqon tidak bisa hanya menunggu uluran tangan dari para donatur. Namun, memang harus ada alokasi anggaran khusus. “Bisa saja, dana CSR (corporate social responsibility-red) dari perusahaan-perusahaan yang ada di Kota Serang dikumpulkan kalau memang APBD tidak memungkinkan,” terang Budi.

Namun, baginya, wajib bagi pemerintah untuk membantu dan memberikan dukungan kepada Furqon dan masyarakat lain yang mengalami nasib yang sama. (tinah/LLJ).