Catatan Kengerian Malam Saat Banjir di Labuan Pandeglang

0
276

Pandeglang,fesbukbantennews.com (27/7/2016) – Banjir saat ini yang terjadi di Labuan, Carita dan Anyer belum benar-benar surut. Warga masih disibukkan dengan merapikan perkakas rumah tangga yang berantakan diterjang banjir bandang. Bahkan banyak juga yang disibukkan mencari isi perut.

Kondisi Banjir Senin (25/7/2016) di kawasan Teluk, Labuan, Pandeglang.
Kondisi Banjir Senin (25/7/2016) di kawasan Teluk, Labuan, Pandeglang.

Banjir juga menyisakan kisah kengerian, seperti yang dikisahkan pak Basit dan dituliskan di akun facebooknya;

Catatan kengerian malam ketika musibah Banjir menerpa keluarga kami.
Minggu (24/7/2016) ,pukul 22.00 wib cuaca Labuan memang kurang bersahabat, dari sore hari hujan sudah turun deras Terlihat awan gelap dari arah gunung pulosari dsk.

Tidak seperti biasanya saya closing kedai kopi derocks ( di sekitar Pasar Labuan) jam sepuluh malam itu,segera saya pulang menuju rumah di perumahan Sentul desa Teluk Labuan, Pandegalng. Di perjalanan saya sempat melihat air sungai sudah meluap besar dan deras berwarna coklat,ada kepikiran juga, ini air dari gunung pasti. Setelah sampai di rumah hujan turun makin besar.
Bagi saya udara dan air hujan sudah sangat hafal betul jika akan terjadi banjir karena kami dan masyarakat di perumahan itu sangat hafal jika akan terjadi banjir.
segera evakuasi kendaraan yang biasa diparkir didepan rumah untuk diparkir agak jauh dari rumah pada tempat yang agak tinggi dirumah orang. sayapun menemui Petugas RT di sentul menyikapi fenomena cuaca pada malam itu. Rupanya RT sebelah kampung juga merasakan dan mengambil kesimpulan seperti apa yang saya rasakan pada malam itu bahwa cuaca seperti ini sudah pasti terjadi lagi banjir.

Sambil bergegas kembali kerumah saya sempatkan untuk memberi tahu warga lainnya masuk beberapa gang sambil berteriak
“jangan terlkalu lelap kondisi air sungai cipunten agung malam ini menghawatirkan”.apalagi tetangga yang memiliki kendaraan mobil.

setiba dirumah saya pun mengevakuasi motor yang masih diparkir di halaman rumah dipindah ketempat tetangga yang ada terasnya agak tinggi sekira 70 cm.

Hujan semakin besar terlihat butiran air yang jatuh begitu tebal seperti butiran es dan sangat deras.Satu persatu barang dan peralatan rumah dipindahkan ketempat yang agak tinggi seperti rak yang kami buat kasur,pakaian ,kulkas,Tv juga mesin cuci .beberapa buku sekolah anak dan tas sendal sepatu segera diamankan.

Terlihat air semakin lama sudah memasuki rumah sementara kedua anak saya Hayatun dan adiknya Rasend sedang lelap tidur dikasur lantai di depan televisi dibangunkan sambil dipaksa.

Membayangkan andai kita sedang terlelap tidur dibangunkan mendadak kemudian satu persatu saya gendong keatas rak yang kami buat malam itu seadanya. Air sudah semakin tinggi dan separuh badan saya, merendam segala benda dan barang2 yang tidak sempat terselamatkan.

Tapi, walaupun sudah dipindah yang menurut kami dalam posisi aman seperti ada yang kami susun diatas Buffet atau diatas meja naunn karena air semakin meninggi akhirnya buffet yang menjadi tumpuan dan meja yang menjadi andalan karena benda-benda itu sifatnya lebih ringan dari air akhirnya benda benda yang menjadi harapan itu fungsinya menjadi seperti perahu mengambang dan menumpahkan barang-barang.

Astaghfirullah gumam istriku…Ya Allah sudahlah jangan kau tambah lagi cobaan ini…surutkanlah air malam ini..
Sempat pula pkl 23.00 wib saya menelfon kawan di regu relawan bencana Adem Tagana mengabarkan bahwa labuan banjir dan menyarankan agar secepatnya ke lokasi melalui jalur mandalawangi karena kami mendapatka berita bahwa satu rumah sudah hanyut terseret air di lokasi lain yaitu di kampung siruang desa caringin karena luapan air Cisanggoma, Caringin ,padahal tidak pernah air sungai itu meluap.kemudian kami juga mendapat WA (whatsup) dari kawan di anyer bahwa di anyer pun mengalamai hal yang sama.

Air semakin meninggi kami terjebak di dalam rumah,bukan tidak berupaya untuk lari tetapi kesempatan tidak ada karena air yang melewati rumah kami sangat deras membawa sampah,kayu-kayu dan benda benda lain.regu penolong memang tidak ada yang berani masuk karena di lokasi ini airnya sangat deras.
saat tengah malam lampu listrik sudah dipadamkan PLN sebelumnya kami sudah persiapkan lilin sehingga kami tidak terlalu susah payang. suasana malam itu air yang merendam kami terasa sangat dingin,dalam kondisi badan terendam air ,lelah terasa ,,kantukpun sudah tak dirasa,yang ada badan mengigil dingin disertai lapar.

Subhanallah…do’a apa yang harus kupanjatkan agar bisa meredakan musibah ini ya Allah,,begitu gumanku dalam hari sambil badan ini ditempelkan pada sisi tembok dalam rumah dalam keadaan badan terendam air selama 8 jam.mencari tempat unuk bertengger tidak ada karena semuanya sudah terendam….
Dalam posisi badan terendam sebatas dada kami terus berguman memohon pertolongan…sesekali saya menengok kearah jendela rasanya ingin segera siang karena biasanya pagi hari air sudah langsung surut dan banjir kali ini dirasakan musibah yang paling berat karena lamanya air menggenang dari mulai pkl 13.00 baru surut pukul 24.00 wib .kedua anak-anaku berhasil dievakuasi pukul 06.00 wib dengan bantuan regu penolong dari Basarnas didamping ketua RT setempat.
Siang hari dilanjutkan lagi dengan bersih-bersih semua sudut rumah karena jika tidak segera dibersihkan sisa kotoran dan lumpur akan mengeras dan semakin susah untuk dibersihkan,..
Subhanallah…kami merasakan kejadian ini…Tidak ada kekuatan dari manusia yang bisa disombongkan…
maha besar Allah ,,,Dia lah pemilik kekuasaan…
Maha benar Allah dengan segala firmannya
semoga.. ,
musibah ini tidak terulang kembali.
Perumahan cipunten agung Labuan (kisunda).(LLJ)