Calo Pelabuhan, e-ticket dan Uang Electronik dari Pelanggan untuk ASDP Merak – Bakauheni

0
1264

Serang,fesbukbantennews.com (13/11/2018) – Nama saya Iwan Kurniawan, saya asli Lampung yang sekarang resmi menjadi warga daerah Serang, saya sering pulang ke tanah Sumatera hampir seminggu sekali.
saya terbiasa menggunakan jasa penyeberangan laut rute Merak – Bakauheni sejak tahun 2008 sampai sekarang, langsung saja ke inti pertanyaan dan minta solusi dari pihak ASDP.

Gerbang tiket Pelabuhan Merak Banten. (Iwan)

1. CALO KENDARAAN RODA 4 (MUATAN/BAK)
Kronologi :
saya pernah nyebrang dari Merak ke bakauheni dengan roda empat tipe grand max, dengan kondisi kendaraan tanpa muatan, begitu sampai di loket pembelian tiket pelabuhan merak, dan tepat ketika saya membeli tiket, tiba-tiba seorang laki-laki mengetuk pintu, dan langsung menaiki kendaraan saya tanpa permisi. saya diam saja
begitu saya melakukan pembayaran tiket dengan menyodorkan uang sebesar Rp.400.000, dan saya dapat tiket, operator tiket langsung menyuruh saya jalan tanpa ada uang kembali, padahal struk tertera Rp.326.000 (lihat foto struk)
sengaja saya tidak memajukan kendaraan saya karena saya belum dapat uang kembalian, lalu laki-laki yg naik mobil saya tanpa permisi bertanya :
Laki2 itu : knp bapak tidak jalan?
Saya : nunggu kembalian pak
Laki2 itu : jalan aja dulu pak, dibelakang antri
Saya : maaf pak, bapak siapa dan mau kemana ya pak?
Laki2 itu : saya petugas pelabuhan, mau antar kamu ke kapal
Saya : bukanya petugas ada dilapangan ya pak? mengarahkan kendaraan tanpa harus naik kendaraan yang hendak nyebrang? bisa tunjukin ID card petugas pak?
Laki2 itu : udah kamu jalan aja, saya antar sampai masuk kapal
Saya : ga perlu pak, saya udah hapal rutenya pak, saya juga orang sini pak, saya hapal pak jalan nya

Sementara mobil dibelakang antri
kemudian saya langsung keluar mobil dan menanyakan kembalian tiket, ke petugas tiket

Saya : Pak kembalian nya mana ya? uang saya 400.000, kan tiketnya 326.000 pak
Petugas : bapak bicara saja sama oanrg yang pakai topi (kebetulan disamping gardu tiket ada laki-laki pakai topi)

Laki2 bertopi : ada apa pak?
Saya : saya mau tanya uang kembalian beli tiket. uang saya 400rb, biaya tiket 326rb

tanpa bicara ini itu, laki-laki bertopi memberikan kode ke petugas tiket, dan saya langsung diberikan uang kembali, kemudian langsung naik mobil dan memajukan mobil saya kemudian menepi dijalan yang agak luas agar tidak mengganggu kendaraan lain

sayapun kembali menanyakan laki-laki yg mendadak masuk ke mobil saya
saya : gimana pak?
laki2 itu : ya udah saya antar sampai kapal?
saya : ada biaya tambahan?
laki2 itu : udah jalan aja
saya : ga mau pak, biar jelas dulu, kalau ini emang peraturan pihak pelabuhan ya gpp pak, biar kita sam-sama enak, lagian juga kan ga diantar pun juga sudah ada rambu-rambu jalan dan petugas kapal kok yang mengarahkan
laki2 itu : ya sudah, minta buat beli rokok saja, saya gpp turun
saya : ga bisa pak, ga ada, uang saya pas
laki2 itu : buat beli rokok saja apa susahnya? sama-sama nyari makan pak (dengan nada tinggi)
saya : (dengan nada tinggi juga) paak, kita sama-sama nyari makan, tapi bukan gini caranya, saya tau dari awal anda ini calo, tp ya ga gini jg pak, saya tiap hari kuli buat nyari makan, sedangkan bapak yg tinggal duduk, naik kendaraan orang ga sopan dan ga jelas tujuanya tiba-tiba minta uang? ga bisa pak, bapak tau berapa uang kembalian saya yang akan bapak makan? 74.000 pak, dan itu hasil keringat seharian untuk keluarga dirumah, lah bapak main ambil aja, saya juga orang sini pak, orang salira, tapi bukan berarti orang manapun bapak bisa seenaknya nyalo, jika bapak makan uang orang minimal 50.000 saja per mobil, ada berapa ratus mobil yang akan menyebrang pak? Itu sudah berapa juta pak perhari? Dosa pak, inget anak istri
Laki2 itu : bapak orang salira?
Saya : iya, kenapa? mau liat ktp?
Laki2 itu : ya udah (kemudian turun tanpa pamit dan dosa).

Struk Pembayaran biaya penyeberangan kendaraan roda empat. (Iwan).

PERTANYAANYA :
– Kenapa pihak ASDP diam saja dengan adanya calo? bukankan biaya tiket sudah termasuk biaya keamanan, asuransi dan lain-lain sampai tujuan?
– Kenapa masih ada kerjasama antara operator tiket dan calo?
– Kenapa petugas ASDP diam saja dengan ini padahal mereka tau itu tidak ada diperaturan?

2. E-TICKET (TIKET ONLINE)
KRONOLOGI :
Kejadianya 8 hari menjelang lebaran idul fitri tahun 2018 ini, dan saya akan pulang ke sumatera dengan memesan tiket secara online, saya memesan tiket untuk perjalanan jam 02.00 dinihari, singkat cerita proses pemesanan tiket online pun selesai dan tiab waktunya saya pulang.
Saat saya memasukan jalur tiket online (jalur sebelah kiri) dan sampai di gardu tiket, ternyata tidak ada operator sama sekali, bahkan penjaga diluarpun tidak ada, ketika saya panggil-panggil pun tidak ada orang, kemudian terpaksa saya putar arah dan ambil jalur normal, dan ketika saya sampaikan kendala pertama saya ke petugas tiket biasa, katanya memang petugasnya lagi keluar, dan saya disarankan menggunakan jalur biasa karena petugas tiket online paling pagi bisa standby.
Pertanyaan :
– Kenapa layanan tiket online, operator tidak standby 24 jam?
– Kenapa tidak ada penjelasan dan tanggung jawab (minimal uang kembali) dari pihak ASDP

3. PEMBAYARAN TIKET DENGAN UANG ELEKTRONIK (bagus tp waktu penerapan kurang tepat)
Kronologi :
Ini adalah kali pertama saya menggunakan jasa pembayaran dengan uang elekronik untuk proses pembelian tiket pelabuhan merak-bakauheni (sebaliknya). Pertanggal 10 November 2018 hari sabtu, saya nyebrang dari merak ke bakauheni, sesampaiknya di pelabuhan merak, tepat dibibir jalur tiket kendaraan sepeda motor, saya melihat antrian panjang, saya pun ikut antri seperti biasa dan lainya, ketika saya sampai dipinggir gardu tiket, ternyata salah satu penyebab antri adalah proses jual kartu pembayaran electronik dan transaksi pembeliat tiket kapal menjadi satu pintu, jadi membuat lambat pembelian tiket, tidak ada atau tidak disediakan jalur khusus untuk pembelian kartu uang elektronik.

Singkat cerita, saya saya akan melakukan perjalan pulang dari bakauheni ke merak, dan dalam perjalanan pulang, saya mencoba top up (isi ulang) kartu elektronik saya (kebetulan BRIZZI) di indomaret/alfamaret terdekat, ternyata mulai dari daerah perbatasan lampung timur dan lampung selatan (daerah bandar agung) sampai pelabuhan bakauheni tidak ada satupun indomaret/alfamaret yang bisa melakukan proses top up, dan setelah saya sampai di pelabuhan bakauheni, tepat di pintu gardu pembelian tiket, saya ditawarkan kembali kartu uang pembayaran (BNI), dan ketika saya tanyakan kalau saya sudah punya kartu dan saldo tidka cukup bagaimana? Dengan nada santai petugas menjawab “silahkan bapak melakukan top up di gardi sebelah samping”, bukan saya tidak mau putar arah untuk melakukan pengisian saldo, tapi karena antrian yang sangat panjang (lihat gambar antrian), pasti saya akan antri dari awal, dan dengan mudahnya juga petugas menyarankan beli kartu BNI lagi dengan harga 85.000 (untuk pelabuhan merak 80.000 untuk BRIZZI) jika saya tidak mau antri kembali, luar biasa bukan solusinya?
Pertanyaan :
– Kenapa tidak disediakan stand khusus pembelian kartu, sehingga tidak menimbulkan antrian tiket karena hanya satu pintu (khusus merak)? (pembelian tiket dan pembelian kartu)
– Kenapa top up saldo tidak bisa melalui indomaret/alfamart sepanjang jalur lampung timur – bakauheni (brizzi)?

Saran untuk ASDP dari pelanggan :
1. Tegakan peraturan tanpa adanya CALO/PUNGLI disemua jalur penyebrangan (merak dan bakauheni)
2. Hentikan kerjasama operator tiket dengan calo
3. Pastikan operator tiket online standby 24 jam, karena ASDP melakukan proses pekerjaan 24 jam, dan pihak penyebrang juga tidak sedikit yang melakukan perjalanan malam
4. Perbaiki lagi system pembayaran dengan uang elektronik :
a. Jika tujuan nya untuk mempercepat proses transaksi pembelian tiket, kenapa masih memerlukan data penumpang dengan cara diketik? Bahkan dipelabuhan bakauheni masih menggunakan catat tangan petugas diselebar kertas yang membuat proses pembelian tiket semakin lama
b. Mengacu pada poin (a), Jika acuanya demi peraturan dan keamanan data penumpang, kenapa sistem tidak di integrasikan dengan KTP? Sekali gesek kartu, data penumpang langsung muncul
c. Gunakan seperti system e-tol, tinggal tempel dengan integrasi data penumpang sesuai KTP
d. Perbanyak gardu khusus kendaraan roda dua, bukan hanya hari besar saja, tapi hari biasa juga agar tidak terjadi antrian panjang
e.

Apresiasi untuk ASDP dari Pelanggan :
Terima kasih untuk pelayanan yang maksimal, semua akan beralih yang lebih praktis, hanya saja proses dilapangan belum maksimal dan masih ada beberapa yang merugikan pihak pengguna jasa. Mohon di review lagi kebijakan dan peraturan yang ada, bukan hanya di area kerja bagian dalam, tapi juga dilapangan.

TERIMA KASIH.
SALAM
IWAN KURNIAWAN
0811967776 – 081911147776
iwankurniawanindonesia@gmail.com.(LLJ)