Binaan Dompet Dhuafa Banten; Dulu Dibantu Sekarang Membantu

0
176

Serang,fesbukbantennews.com (31/3/2017) — Dulu dibantu sekarang bisa membantu. Inilah kisah kemanfaatan zakat yang dirasakan oleh sekitar tiga puluh lebih perempuan yang tergabung dalam koperasi Ikhtiar Swadaya Mandiri (ISM) Sinar Abadi, sebuah koperasi yang dibina oleh lembaga amil zakat Dompet Dhuafa di Desa Rujakbeling, Kasemen, Kota Serang. Sempat menjadi penerima manfaat zakat, kini mereka menjadi muzaki, yakni orang yang wajib berzakat.

Wasti, anggota koperasi menyerahkan zakat secara simbolis kepada Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Banten, Abdurrahman Usman, di sela-sela kegiatan Rapat Tahunan Koperasi ISM Sinar Abadi, Jumat (31/3/2017).

 

“Alhamdulillah, dulu kami diberi (bantuan) Dompet Dhuafa dalam pendampingan pemberdayaan kerang hijau, setelah diberikan bantuan berupa bagan, hasil yang didapat terus meningkat. Kami juga didampingi bagaimana cara mengelola koperasi,” ujar Wasti, salah satu anggota koperasi, saat menyerahkan zakat melalui Dompet Dhuafa Banten, Jumat (31/3/2017).

 

 

Wasti bercerita, zakat yang ditunaikan merupakan bentuk kewajiban sebagai muslim dan wujud rasa syukur atas Sisa Hasil Usaha (SHU) koperasi yang mencapai Rp 30 juta lebih. Bersama anggota koperasi, Wasti menyisihkan rezeki untuk berzakat dan sumbangan untuk pembangunan desa.

 

Diresmikan pada 2014 lalu, dari program Pemberdayaan Masyarakat Kerang Hijau, Dompet Dhuafa membentuk koperasi ISM Sinar Abadi dan berusaha memberdayakan masyakat dengan potensi lokal yang ada. Di Kampung Rujakbeling, Kasemen ini, budidaya kerang hijau adalah satu satu potensi yang dapat dikembangkan apabila dikelola dengan baik dan profesional. Kehadiran koperasi ini adalah salah satu wadah bagi terciptanya pengelolaan yang baik itu.

 

 

“Alhamdulillah, dari program tersebut, Dompet Dhuafa memberikan support berupa penguatan koperasi, modal usaha dan alat-alat produksi berupa bagan yang awalnya hanya 4 buah. Kami juga diajarkan teknik mengolah yang benar, sehingga hasilnya juga berkualitas. Kami benar-benar sangat terbantu,” tutur Wasti.

 

 

Wasti bercerita, dahulu para penerima manfaat ini yang rata-rata adalah perempuan ini, hanya ibu rumah tangga biasa. Sehari-hari, mereka mengandalkan penghasilan suami mereka yang bekerja sebagai nelayan kerang. Teknik memanen kerang yang dulu dipakai hanyalah teknik tidak ramah lingkungan, sehingga berdampak pada produksi tidak menentu dan sulit diukur. Hadirnya program pendampingan dan pemberian modal oleh Dompet Dhuafa, perlahan terjadi perbaikan bagi petani kerang hijau di Kasemen. Berbagai teknik ramah lingkungan dan pembekalan ilmu pemasaran menjadi pengubah alur penjualan.

 

 

“Dulu ibu-ibu hanya di rumah ngurus anak dan suami. Alhamdulillah sekarang punya kegiatan yang bermanfaat dan menghasilkan. Pelan-pelan bisa nabung beli kebutuhan keluarga. Alhamdulillah,” ucap Wasti dengan nada bangga.

 

 

Tiga tahun berselang, penghasilan petani kerang hijau dan anggota koperasi juga semakin meningkat. Satu orang penerima manfaat kini bisa berpenghasilan setara dengan 1,5 kali UMK Kota Serang. Tak hanya itu, unit bisnis koperasi pun semakin berkembang, seperti layanan simpan pinjam dan penyediaan sembako.

 

 

Inilah kemanfaatan zakat. Dana zakat benar-benar memberdayakan Wasti beserta rekan-rekannya sesama penerima manfaat. Sejak tiga tahun lalu mereka adalah penerima dana zakat (mustahik), dan kini menjadi pemberi zakat (muzaki). Jika dana zakat dikelola dengan baik melalui program pemberdayaan, terbukti bisa membantu mengurangi angka kemiskinan di Indonesia. Semoga keberkahan dan kesuksesan selalu menyertai langkah Wasti bersama anggota koperasi dalam setiap usaha dan kerja keras mereka. (Chogah/LLJ)