Belum Ada Jaminan dari BPJS, Susanto Tetap Tawarkan Ginjal Rp1,2 Miliar Demi Obati Anaknya

0
500

Serang,fesbukbantennews.com (24/11/2015) – Lantaran belum ada kepastian dari pihak BPJS yang mengcover biaya pengobatan anaknya yang menderita Hepatitis B, dan membutuhkan biaya Rp1,2 miliar, Susanto (28) buruh tani warga Desa Teluk Lada, Kecamatan Sobang Kabupaten Pandeglang, tetap nekat menawarkan ginjalnya ke presiden.

Adrian didampingi bapaknya di RSUD Banten.(LLJ)
Adrian didampingi bapaknya di RSUD Banten.(LLJ)

“Saya tetap tawarkan ginjal saya ke presiden. Agar anak saya bisa diobati dan sembuh,” kata Susanto ditemui FBn di RSU Banten, Senin (23/11/2015).
Susanto mengungkapkan, hingga saat ini belum ada kepastian dari pihak BPJS untuk mengcover seluruh biaya pengobatan anaknya.”belum ada jaminan dari BPJS.kata pihak BPJS yang ada di RSSUD Banten, katanya tunggu info,” ujarnya.
Hal tersebut senada dengan pernyataan direktur RSUD Banten drg Dwi Hesti Hendarti, bahwa pihaknya masih melakukan koordinasi dengn pihak BPJS.”kami masih koordinasi untuk pengobatan Adrian jika dirujuk ke rumah sakit di Jakarta. Sementara, pengobatan disini kami gratiskan,” kata Dwi.
Adrian, saat ini dirawat di RSUD Banten, lantran kondisi kesehatannya menurun.

Berdasarkan pantauan, Adrian dirawat di RSUD Banten lantai 4 nomor 463. Nampak kondisi Arian semakin melemah. Tubuh tinggal tulang dibungkus kulit dan kuku tangan dan kaki semakin hitam dan menebal.

Adrian sesekali memanggil bapaknya sambil berkata “nyeuri beteung, nyeuri beteung (sakit perut,sakit perut,red).

Susanto, sang bapak yang menawarkan ginjalnya seharga Rp1,2 miliar, hanya mampu memandang nanar anak semata wayangnya sambil sesekali mengelus kepalanya.

Susanto juga meminta kepada pihak RSUD Banten, agar tim dokter rumah sakit milik Pemprov Banten tersebut merawat dengan baik anaknya.
Sementara, direktur RSUD Banten, drg Dwi Hesti Hendarti saat memantau Adrian mengatakan, bahwa saat ini Adrian dirawat di RSUD Banten untuk dipulihkan dulu kondisi umumnya. Sebab, lanjut Dwi, kondisi Adrian semakin menurun.
Dwi juga mengungkapkan, bahwa Adrian menderita penyakit kanker hati atau Hepatitis B yang sudah kronis. “Jika untuk operasinya kami belum mampu melakukan. Karena hal itu memerlukan dokter dan peralatan khusus. Jadi kemungkinan kami rujuk dan siapkan surat rujukanmya, “terang Dwi.
Untuk diketahui, Adrian sudah hampir dua tahun menderita sakit. Ibunya pergi jadi TKW ke Taiwan dengan harapan bisa membantu pengobatan. Lantaran suaminya bekerja hanya sebagai buruh tani.
Adrian membutuhkan dana Rp1,2 miliar untuk pengobatan. Sehingga hal tersebut mendorong bapaknya, Susanto, nekat menawarkan ginjalnya. Demi sembuhnya sang buah hati. (LLJ)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here