Balita Penderita Gizi Buruk Anak Kuli Panggul Butuh Bantuan

0
398

Pandeglang,fesbukbantennews.com (3/11/2015) – Sukardi, kuli panggul warga Kampung Babakan Masjid/Legok Noong RT. 03/08 Kelurahan Kadumerak, Kecamatan Karangtanjung, Kabupaten Pandeglang, hanya mampu pasrah. Anaknya, Aman Munazat, yang berusia 1,3 tahun menderita gizi buruk tak bisa ia bawa ke rumah sakit. Selain tak punya BPJS, juga tak memiliki biaya. Untuk makan sehari-hari pun ia sering ngutang ke warung.

Aman Munajat, Balita penderit gizi buruk anak kuli panggul Di Pandeglang.(LLJ)
Aman Munajat, Balita penderit gizi buruk anak kuli panggul Di Pandeglang.(LLJ)

Ibu penderita gizi buruk, Yeni Suherni bercerita, Aman dilahirkan dalam keadaan sehat. Dengan berat badan sekitar 3,5 Kg, dan aktif. Tiba-tiba, selama berjalan 40 hari kemudian, ia harus kehilangan berat badanya sekitar 3 ons dan seluruh badanya mulai dari tangan sampai ujung kaki, terlihat mengecil.

Akibatnya, ia harus berbaring lemas dan tak berdaya apa-apa. Kesehariannya, hanya sehelai kain yang diikat ke pundak ibunya untuk mengendong bayi itu. Bahkan, organ tubuhnya seolah tak berfungsi normal.

Orang tuanya bukan tidak mau membawa anaknya ke rumah sakit. Tapi, entah darimana mereka bisa mendapatkan biaya pengobatan Aman. Kini, keluarganya hanya bisa berdoa dan pasrah, upayanya hanya mampu membawa Aman sampai ke Puskesmas saja. Selebihnya, ia mengaku menyerah karena untuk makan saja sangat sulit.

Sukardi hanya seorang kuli panggul di pasar tradisional Pandeglang, dan hanya menghasilkan uang sehari-harinya antara Rp 30-50 ribu. Itupun tidak menentu, kadang-kadang sama sekali tidak mendapatkan penghasilan, dan untuk makanpun hanya bisa menghutang kepada warung yang ada di depan rumahnya.

Yeni Suherni mengatakan, anaknya mengalami pengecilan badan sudah berjalan 4 bulan. Dia juga mengaku, sudah membawanya ke Puskesmas terdekat. Tetapi, tidak ada perubahan sama sekali, malah berat badan anaknya semakin turun. Hasil konsultasi dengan pihak puskesmas, bahwa anaknya dinyatakan tidak punya gejala penyakit apapun.

“Sudah saya bawa ke Puskesmas, tapi tidak ada perkembangan untuk sehat kembali. Kata pihak puskesmas, tidak ada gejala penyakit yang di derita anak saya. Tapi, kenyataanya anak saya sudah 4 bulan tidak ada perkembangan. Kalau bantuan pengobatan, baru ada dari pihak puskesmas. Termasuk pemberian susu sama vitamin, selebihnya belum ada,” kata Yeni, Senin (2/11/2015).

Aman, lanjut Yeni, adalah anak bungsu dari enam bersaudara. Dia dan suaminya bukan tidak mau membawa anaknya ke rumah sakit umum, akan tetapi tidak punya biaya. Karena, penghasilan suaminya tidak memadai dan untuk kebutuhan sehari-hari saja mereka kesulitan.

“Terus terang saja pak. Sebetulnya, saya dianjurkan oleh pihak Puskesmas untuk membawa anak kami berobat ke rumah sakit. Tapi, mau dibagaimanakan lagi keadaan kami tidak punya biaya. Kalau sudah begini, kami hanya bisa berdoa dan pasrah saja,” ujarnya, sambil menundukan kepala menahan sedih.

Ayah Aman Munazat, Sukardi mengatakan, dirinya sudah berusaha semaksimal mungkin mencari biaya dan bantuan untuk berobat anaknya. Tapi, itu semua belum bisa didapatkannya. Karena, kerjaanya hanya seorang kuli panggul. Kini ia hanya berharap, ada bantuan dari pemerintah untuk kesembuhan anaknya itu.

“Saya sebagai ayahnya, sudah berupaya mencari biaya untuk mengobati anak yang sedang keadaan sakit parah ini. Entah saya harus mencari uang kemana lagi pak. Saya hanya seorang kuli panggul di pasar, penghasilanya tidak menentu. Paling besar hanya Rp 50 ribu, itupun kalau ada kerjaanya. Jika tidak ada sama sekali, tidak mendapatkan uang,” ujarnya, sambil meneteskan air mata.
Pria berbadan sedang ini mengaku, selama ini tidak pernah didata oleh pihak Kelurahan, untuk mendapatkan Bantuan Pelayanan Jaminan Sosial (BPJS), atau bentuk bantuan apapun untuk berobat anaknya itu. “Saya tidak punya BPJS pak. Didata juga belum pernah oleh pihak kelurahan. Sekali lagi, saya hanya bisa memohon bantuan dari pemerintah, agar anak saya bisa sehat kembali seperti dulu,” pinta Sukardi.(abwil/LLJ)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here