Bahas Kotak Kosong, Pemuda Muhammadiyah Banten Gelar Kursus One Day Election

0
225

Serang, fesbukbantennews.com (11/3/2018) – Pemuda Muhammadiyah Banten menyebut setiap penyelenggaraan pemilu selalu menyisakan problem. Dimana salah satunya adalah munculnya fenomena petahana melawan kotak kosong. 

Anggota Bawaslu Banten Ali Faisal (kiri) dan Sekretaris Pemuda Muhammadiyah Banten Suparta Kurniawan.

“Untuk itu, kita dari pemuda Muhammadiyah ingin langsung mengkaji persoalan kepemiluan yang selalu menyisakan problem itu,” kata Sekertaris Pemuda Muhamadiyah Banten Suparta Kurniawan usai acara Demokrasi dan Kepemiluan menguji rasa pemilu serentak di Kota Serang, Sabtu (10/3/2018).

Meskipun secara konstitusional  calon tunggal itu sah tapi dari sisi esensi demokrasinya ada problem yang tersendat,

Suparta menjelaskan, Dengan adanya diskusi ini, Sekertaris Pemuda Muhammadiyah ingin mendorong gerakan-gerakan kepemudaan untuk mengkaji persoalan kepemiluan baik dari segi undang-undang maupun dari segi demokrasinya.

“Proses pemilu tidak akan berjalan sukses tanpa adanya partisipasi dari masyarakat. Dalam hal ini pemuda Muhammadiyah memberikan edukasi politik bahwa memilih itu penting, tentu dengan hati nurani.

Sementara itu, Koordinator Nasional Lembaga pemantau Pemilu, Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) Sunanto, mengatakan, bahwa  partisipasi politik itu menjadi sesuatu hal yang wajib dilakukan oleh publik atau masyarakat.

“Karena proses itu bagian dari mengcounter kedaulatan pemilih, karena proses kedaulatan itu ada di tangan rakyat,”

Dalam proses demokrasi ada banyak hal yang harus di control sementara penyelenggara pemilu, diterangkan Sunanto,  memiliki SDM yang terbatas hanya tiga di kecamatan satu di tingkat desa kalau tidak di bantu oleh masyarakat maka pasti kewalahan.

“Untuk memastikan proses itu berjalan benar itu harus dilakukan oleh publik, peran publik itu menjadi sangat penting untuk mengcounter apakah ada permainan misalkan antara penyelenggara dengan peserta pemilu atau sebaliknya,

Menjadi pembicara dalam kesempatan tersebut, Ali Faisal (Bawaslu Provinsi Banten), Sunanto (Kornas JPPR), Suwaib Amiruddin (Sosiolog Untirta), dan Wahyul Furqon (KPUD Banten).

Ali Faisal menganalogikan bahwa politik bisa dipersfektifkan berbeda dari segala sisi. “Politik itu kotor bagi yang ingin mengotori, dan politik itu suci bagi yang ingin menyucikannya,” papar Ali.

Ali mendorong kader-kader Muhammadiyah yang potensial dan percaya diri untuk ikut memberikan sumbangsih nyata.

Menurut Ali, “Kader-kader Muhammadiyah yang punya potensi dan percaya diri silahkan masuk ke parpol, isi parpol dengan kebaikan-kebaikan yang bersumber dari agama”, bahwa, “kejahatan politik jangan dibenci, tapi dikritik,” (shoep/LLJ)