Atas Dasar Tanggung Jawab Kemanusiaan, Pemuda Serang Melakukan Aksi Solidaritas Ghouta

0
206

Serang ,fesbukbantennews.com (3/3/2018)– Konflik yang terus memanas, krisis kemanusiaan (humanitarian crisis) semakin menganga. Ditandai dengan serangan rudal yang menghujani wilayah Timur Ghouta di Suriah pada 18 Februari 2018 menjadi awal terpantiknya kekejaman rezim Suriah yang dipimpin oleh Bashar Al Assad.

Aksi Aliansi KAMMI Serang Raya memutuskan untuk turun ke jalan hari Sabtu (3/3) sebagai bentuk solidaritas untuk menghentikan genosida sistemis di Ghouta.

Seperti yang diketahui bahwa lebih dari 560 orang telah terbunuh di daerah tersebut dalam delapan hariterakhir ini, kata beberapa pemantau.

Gencatan senjata yang telah diamini oleh PBB namun tidak diindahkan secara kesepakatan bersama. Hal demikian yang menimbulkan indikator-indikator bahwa PBB memiliki standar ganda. Terlebih negara-negara adikuasa dan adidaya seolah menutup mata dan telinganya.

Pembantaian secara sitematis ini menyisakan kekeliruan, bahwa tidak adanya responsibilitas dari negara-negara digdaya untuk menyelesaikan konflik kemanusiaan tersebut.

Atas dasar itulah kelompok mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi KAMMI Serang Raya memutuskan untuk turun ke jalan hari Sabtu (3/3) sebagai bentuk solidaritas untuk mengehntikan genosida sistemis di Ghouta.

“Ada yang harus digubris! Mata dunia harus melihat bahwa ada saudara kita yang terikat dalam ikatan kemanusiaan yang sedang kalang kabut akibat serangan rudal yang membombardir wilayah Ghouta.”, tegas Dayat sebagai koordinator lapangan di aksi tersebut.

Sesuai kesepakatan, aksi dilakukan dengan longmarch dari depan kampus UIN SMHB dengan dibarengi penggalangan dana di sepanjang jalan hingga titik utama aksi di depan Pendopo Gubernur Banten. Diawali dengan tilawah dan menyanyikan lagu Indonesia Raya, aksi berlangsung khidmat. Dilanjutkan dengan longmarch sambil menyampaikan orasi-orasi kemanusiaan dari massa aksi.

Gelaran aksi tersebut diikuti massa aksi dari kampus UPI Serang, UIN SMHB, Untirta A dan C serta STAIKHA. Ada sekitar 5 tuntutan yang dimaklumatkan dalam aksi tersebut diantaranya,

1. Mengutuk keras perilaku pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) berat dalam bentuk kejahatan genosida sistemis (systemic genocide) di Suriah yang dilakukan oleh rezim pemerintah Bassar al Asad.

2. Menyerukan seluruh elemen yang terlibat dalam pusaran konflik untuk melakukan gencatan senjata dalam waktu dekat semata-mata atas nama kemanusiaan.

3. Mendesak Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemenlu, RI) menginisiasi Gerakan Solidaritas Internasional untuk Perdamaian Suriah dalam bentuk dialog antar umat (interfaith dialogue) melalui forum internasional sebagaimana yang telah dilakukan oleh Pemerintah RI kepada Afghanistan dan krisis di Palestina.

4. Mendesak Pemerintah Indonesia untuk terus mengupayakan penyaluran bantuan kemanusiaan ke Suriah baik dari pemerintah maupun lembaga-lembaga kamanusiaan di Indonesia.

5. Menyerukan kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk ikut berempati dan melakukan do’a serta penggalangan solidaritas kemanusiaan untuk rakyat Suriah.

Dengan tagline yang dibawa #SaveHumanity dan #IndonesiaforSyria, aksi tersebut menegaskan untuk berpihak terhadap kemanusiaan serta mendesak pemerintah Indonesia untuk menginisiasi forum perdamaian dunia.

“Bom-bom yang berjatuhan, orang-orang yang berteriakan seperti menggambarkan bahwa ada panggung setan baru, neraka baru. Dengan dasar tanggung jawab kemanusiaan serta mengejawantahkan konstitusi ‘bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan’, kami ingin sebuah perdamaian itu memiliki nilai dan bukan hanya omong kosong belaka.”, kata Aldi dalam orasinya.

Semoga dengan adanya aksi tersebut menjadi pemantik hal-hal yang berkaitan dengan kemanusiaan harus ditegakkan sebagai mana mestinya. Kedepan, jangan sampai ada lagi neraka-neraka baru yang hadir di muka bumi.(LLJ).

Kiriman dulur FBn: Aldi KAMMI