Aliansi Dosen Muda Untirta Pertanyakan Sikap Menristek Dikti

0
926

Serang,fesbukbantennews (13/6/2015) – Puluhan dosen yang mengatasnamakan diri sebagai Aliansi Dosen Muda Untirta menilai Menristek Dikti tidak konsisten dengan peraturan yang dibuatnya sendiri yakni Permenristek Dikti No 1 tahun 2015 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Rektor/Ketua/Direktur Pada Perguruan Tinggi Negeri.

Logo untirta.(net)
Logo untirta.(net)

“Pada Pasal 4 point L Bahwa calon Rektor tidak boleh pernah tersandung kasus plagiat,” ujar Firman Venayaksa dalam siaran persnya, Sabtu (13/6) di Serang, Banten.

Hasil Pemilihan Rektor Untirta 2015, menurut Firman telah menimbulkan banyak tafsir negatif terhadap Menristekdikti yang terkesan tidak konsisten. “Dari awal dengan melihat aturan Menristekdikti kita tidak sepakat Prof. Dr. Sholeh Hidayat menjadi calon rector karena aturan mentri tersebut. Tetapi yang terjadi adalah di luar nalar, bahwa Panita Pemilihan Rektor Untirta 2015 justru membiarkan calon Rektor yang pernah tersandung kasus plagiasi,” terangnya.

Awalnya, lanjut Firman, banyak ketidaksependapatan antar senat, namun suara senat 24 yang ternyata adalah suara Sholeh Hidayat sendiri sebagai para pendukung calon petahana tersebut. “Pendapat 24 senat saat itu tidak sependapat jikalau kasus plagiasi masa lalu diungkit lagi. Alasannya seolah ‘memakan bangkai teman sendiri’ jelas seorang dosen agama yang masuk daftar senat,” paparnya.

Padahal menurut Firman, pendapat senat saat itu sudah bertentangan dengan aturan point “L” Menristekdikti itu. “Jelas merupakan suatu pelanggaran kode etik tata tertib pemilihan Rektor, sehingga kemudian, memungkinkan calon yang pernah terimbas kasus plagiasi bisa masuk lolos seleksi menjadi calon Rektor,” katanya.

Padahal, lanjut dia, Soleh Hidayat sendiri secara terbuka pernah membuat pengakuan tertulis pada tahun 2010. Dalam dokumen tertanggal 22 Maret 2010 dengan kop surat Untirta. Isinya adalah rekomendasi rapat senat Untirta pada tanggal 19 Maret 2010 dipimpin Prof. Dr. Ir. Rahman Abdullah M.Sc., melakukan teguran lisan terhadap Soleh Hidayat saat itu berpangkat Pembina Utama Madya/IVd. Teguran tertulis tersebut ditandatangani langsung oleh Soleh Hidayat dan permohonan maaf kemudian disampaikan melalui media massa local yang sempat menyiarkan tulisan yang bersangkutan.

“Saya sudah mengakui dan meminta maaf melalui media (Kabar Banten). Itu sudah clear,” kata Soleh Hidayat kepada wartawan.

Sebelumnya diberitakan, Sholeh Hidayat kembali memimpin Untirta Banten pada periode 2015-2019, setelah meraih suara sebanyak 38 suara, menyisihkan calon lainnya yakni Syadeli Hanafi mendapat dukungan 15 suara dan Mas Iman Kusnandar 2 suara.

Perolehan suara tersebut gabungan dari suara dari Senat Untirta yang mempunya suara sebanyak 36 suara dan Kemenristekdikti mendapatkan suara sebanyak 19 suara.(LLJ)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here