Aksi Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional di Ujung Kulon

0
181

Pandeglang, fesbukbantennews.com (25/2/2018) – Sejumlah masyarakat kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Ujung Kulon memperingati Hari Peduli Sampah Nasional dengan gerakan bebersih kampung (Gebrak) di sekitar Pasar Sumur, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Sabtu (24/2/2018).

Aksi Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional di Ujung Kulon.

Ketua Pokdarwis Ujung Kulon, Hudan Zulkarnaen mengatakan, kegiatan tersebut merupakan bagian dari kepedulian terhadap lingkungan, sebab menurutnya, sampah menjadi hal yang sangat kompleks dan menjadi hal paling mendasar yang harus segera di tuntaskan.

“Hari peduli sampah bisa berarti sebuah empati terhadap perilaku manusia yang tidak peduli dengan lingkungan sekitar, padahal jika kita kaji lebih dalam, sampah mempunyai dampak yang negatif terhadap ekosistem lingkungan,” kata Hudan saat ditemui di lokasi.

Ia menjelaskan, ada dua lokasi yang dijadikan titik simpul pada kegiatan Gebrak kali ini, yaitu sekitar Pasar Sumur dan Pulau Oar, kedua tempat itu dipilih, sebab menurutnya, Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Banten, tentu tidak terlepas dari persoalan sampah.

“Kegiatan ini juga bagian untuk menjaga bumi dan dukungan terhadap program Indonesia bebas sampah tahun 2020,” terangnya, seraya mengucapkan, kegiatan tersebut juga diikuti oleh berbagai komunitas yang peduli terhadap lingkungan.

Sementara itu, Perwakilan dari Komunitas Manis Mandja Adventure Banten, Nichson menyambut baik kegiatan tersebut, sebab menurutnya, persoalan sampah adalah persoalan klasik yang justru banyak dilupakan oleh masyarakat.

“Sampah ini bisa jadi persoalan jika tidak kita selesaikan, sampah mengandung banyak bakteri dan bahkan bisa menimbulkan penyakit, belum lagi merusak ekosistem lingkungan, tentu kita selaku generasi muda, harus terjun langsung untuk menuntaskan persoalan ini,” terangnya.

Di tempat yang sama, Ketua TrashBag Community Kabupaten Pandeglang, Firman Hidayatullah mengungkapkan, pihaknya selaku komunitas yang bergerak di bidang konservasi alam, sangat mengapresiasi terhadap kegiatan tersebut, bahkan menurutnya, jika memungkinkan, kegiatan seperti itu bisa dilakukan secara continue.

“Di komunitas kita ada tiga prinsip, aksi, edukasi dan contolling, jadi kita aksi dulu, kita ambil sampah, kemudian kita didik masyarakat tentang dampak sampah dan terakhir kita mengontrol terhadap apa yang telah kita lakukan,” pungkasnya.(ah/LLJ).